TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Agus Martowardojo meminta produksi gas ditingkatkan untuk mengkompensasi selisih lifting minyak dari angka yang sudah ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebanyak 900 ribu barel per hari.
"Kalau lifting lebih rendah tentu ada implikasi. Kami harapkan bisa dikompensasi ke gas. Itu yang utama," kata Agus di Pelabuhan Tanjung Priok, Senin, 21 Januari 2013.
Sebelumnya, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral berencana untuk mengajukan revisi asumsi produksi minyak mentah dalam APBN 2013 yang sebelumnya ditargetkan sebanyak 900 barel per hari. Lifting minyak dinilai tidak realistis dan di luar kemampuan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Agus menyatakan perubahan lifting tersebut akan berisiko terhadap fiskal. Dia berharap lifting dapat tetap tercapai untuk menjaga fiskal. "Tapi kalau tidak tercapai harus dicari alternatif lain. Selain peningkatan gas, bisa dilakukan dengan penghematan anggaran," katanya.
Ia mengungkapkan, Enhanced Oil Recovery (EOR) sebenarnya tidak akan merasakan dampak terkait dengan peningkatan lifting. "EOR jika dari sekarang kalau sudah bisa dikoreksi atau diperbaiki kontraknya, itu bisa memberikan harapan yang besar ke depan. Teknologinya juga lebih mudah dilaksanakan," katanya.
Terkait dengan skenario terburuk yang akan ditempuh pemerintah jika tidak dapat mengkompensasi penurunan lifting, Agus menyatakan pihaknya akan melakukan pengurangan belanja. "Akan dilakukan pemotongan sehingga tidak mencapai kelebihan dari penerimaan negara," katanya.
ANGGA SUKMA WIJAYA