TEMPO.CO, Jakarta--Penyelewengan beras miskin bisa berlangsung dari hulu sampai hilir, pusat sampai pegawai desa. Majalah Tempo edisi 15 Oktober 2012 mengulas soal berbagai penyimpangan dalam penyaluran beras miskin ini di berbagai wilayah.
Penyimpangan penyaluran beras miskin terjadi hampir merata di seluruh wilayah. Inilah beberapa modus penyelewengan:
- Penadah mengirimkan raskin ke kota dan menjualnya di pasar. Banyak warga miskin tak menerima jatah beras. Tapi di pasar tradisional begitu banyak raskin dijual seharga Rp 85 ribu per 15 kilogram. Beras itu laris manis karena harga di pasar sesungguhnya mencapai Rp 150 ribu.
- Menaikkan harga raskin di atas patokan Rp 1.600 per kilogram, dan jatah berkurang dari 15 kilogram per keluarga per bulan menjadi hanya 5-10 kilogram.
- Penyelewengan lain dilakukan dengan memanipulasi aturan. Jatah beras untuk satu keluarga diubah menjadi satu rumah. Padahal satu rumah dapat dihuni lebih dari satu keluarga. Walhasil, di beberapa daerah raskin dibagi rata gara-gara jatah yang dikirim lebih sedikit dibanding jumlah riil keluarga miskin.
- Sering terjadi 'kesalahahan' data penerima beras miskin. Ada orang yang tergolong mampu tapi masuk daftar penerima beras.
- Di beberapa desa raskin sengaja tak dibagikan. Warga dikoordinasi untuk menjual ke tengkulak besar yang memiliki penggilingan padi.
- Jarak antardesa yang begitu jauh seperti di Papua dimanfaatkan untuk mencuri raskin. Kepala desa atau kepala suku sering terpaksa mengawal proses pengiriman agar jatah beras dari negara tak raib. Ada laporan pengantar beras ikut menyelewengkan.
- Ada pula modus menggiling raskin berkualitas buruk menjadi tepung, lantas menjualnya ke pedagang makanan.
Kisah beragam penyelewengan beras raskin bisa dibaca di Majalah Tempo.
AKBAR TRI KURNIAWAN, EDI FAISOL (PEKALONGAN), AHMAD RAFIQ (SURAKARTA)
Baca juga:
"Tukar Guling Saham Plc Tak Tutup Utang Bakrie"
AirAsia Batal Akuisisi Batavia Air
Pesawat Sriwijaya Air Salah Mendarat
DPR Menilai PIP Tidak Bisa Kelola PT Inalum
Gita Wirjawan Jualan Manggis di Selandia Baru