"Kami menolak rencana kenaikan harga gas dari PT Perusahaan Gas Negara Tbk kepada industri," ujar Wakil Ketua Umum Serikat Pekerja Seluruh Indonesia R Abdullah dalam demonstrasi di di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, Kamis (25/3).
Perusahaan Gas Negara rencananya akan menaikkan harga gas untuk industri sebesar 60 persen dari US$ 4 per juta British Termal Unit pada 1 April. Pengusaha akan dibebankan kenaikan harga sebesar 300 persen jika konsumsinya melebihi kontrak. "Rencana itu tidak pro rakyat," katanya. "Bagaimana nanti nasib buruh?"
Tampak sekitar ratusan pendemo yang berasal dari industri di wilayah Bekasi, Krawang, Jakarta, Bandung, dan Cimahi yang berorasi menolak kenaikan harga gas. Mereka juga menolak rencana kenaikan tarif dasar listrik, monopoli gas Perusahaan Gas Negara, dan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi yang dinilai tidak pro rakyat.
Menurut Abdullah, kebijakan pemerintah selama ini tidak masuk akal karena di tengah perjuangan menghadapi perdagangan bebas Cina dan ASEAN, gas domestik justru diekspor.
Akibat demo ini, Jalan MH Thamrin (depan Kementerian Energi), Kebun Sirih dan Jalan Merdeka Selatan ditutup.
SORTA TOBING