TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Investasi / Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia mengklaim 95 persen pekerja pada proyek hilirsasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Sumatera Selatan dari Indonesia. Proyek ini digarap PT Bukit Asam bersama dengan PT Pertamina dan Air Products & Chemicals Inc. (APCI).
"Bahwa ini lapangan pekerjaannya semua dari Indonesia. Jadi Air Products sudah saya panggil, tenaga kerjanya 95 persen dari Indonesia, yang 5 persen itu hanya masa konstruksi," kata Bahlil saat groundbreaking proyek itu yang disiarkan secara virtual Senin, 24 Januari 2022.
Sedangkan pada masa produksinya, proyek itu akan melibatkan PTBA dan Pertamina.
Presiden Joko Widodo atau Jokowi melakukan groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) di Muara Enim, Sumatera Selatan.
Jokowi memperkirakan jika sudah berproduksi, proyek hilirsasi batu bara menjadi dimetil eter (DME) bisa menghemat pengeluaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara hingga Rp 7 triliun.
"Kalau ini dilakukan yang ini saja di Bukit Asam yang bekerja sama dengan Pertamina dan Air Products sudah bisa berproduksi, bisa mengurangi subsidi dari APBN Rp 7 triliun kurang lebih," kata Jokowi.
Selain itu, Bahlil mengklaim proyek hilirisasi batu bara jadi DME di Sumatera Selatan menghasilkan puluhan ribu lapangan kerja. "Pekerjaan ini akan menghasilkan lapangan pekerjaan 12-13 ribu dari konstruksi yg dilakukan oleh Air Products. Kemudian sekitar 11-12 dilakukan di hilir oleh Pertamina. Ditambah lagi begitu existing berproduksi, lapangan pekerjaan disiapkan yang tetap 3 ribu. Itu yang langsung," kata dia.
HENDARTYO HANGGI
Baca juga: Airlangga: Anggaran Pembangunan Tahap I Ibu Kota Negara Rp 45 Triliun
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.