Sri Mulyani: Publikasi Serapan Anggaran Tak Sudutkan Daerah

Jumat, 5 Agustus 2016 20:16 WIB

Sri Mulyani Indrawati. TEMPO/Ijar Karim

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah menyatakan dibukanya data pemerintah daerah yang penyerapan anggarannya masih rendah bukan semata-mata untuk menyudutkan daerah tersebut. Menteri Kuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan, hal itu malah untuk mendorong daerah-daerah yang sektor swastanya minim agar segera membelanjakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah-nya.

Pasalnya, menurut Sri Mulyani, ada sejumlah daerah yang pihak swastanya tidak cukup kuat untuk menciptakan kegiatan ekonomi. “Sehingga penggunaan APBD itu perannya penting sekali," ujarnya di kompleks Istana Kepresidenan, Jumat, 5 Agustus 2016.

Sebelumnya, dalam pengarahan Tim Pengendali Inflasi Daerah, Presiden Joko Widodo blak-blakan menyatakan bahwa sejumlah daerah masih malas menyerap anggaran yang disediakan pemerintah. Saking malasnya, dana yang mengendap di bank mencapai belasan triliun.

Salah satu daerah yang ditegur Presiden Joko Widodo adalah Jakarta. Berbekal data yang didapat dari Kementerian Keuangan, Jokowi mengatakan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama mengendapkan dana sebesar Rp13,9 triliun. Ahok di sisi lain membela diri bahwa penyerapan anggaran belum keliatan karena proyek-proyek yang dianggarakn baru mulai berjalan.

Sri Mulyani melanjutkan bahwa tidak semua daerah pun harus memaksimalkan penyerapan APBD seperti yang diungkapkan Presiden Joko Widodo. Ia berkata, daerah-daerah yang penerimaannya sangat banyak, terutama dari dana bagi hasil atau sumber daya alam, memungkinkan untuk mengandalkan penerimaan tersebut dan menyimpan anggaran yang disiapkan.

Jakarta misalnya, kata Sri Mulyani, memiliki aktivitas swasta dan masyarakat yang luar biasa banyak. Hal itu memicu penerimaan yang lebih besar sehingga pada akhirnya APBD tidak harus menjadi motor utama menggerakkan perekonomian di Jakarta.

"Jadi, saya tegaskan, kalau daerah yang aktivitas ekonominya sedikit (bukan Jakarta) itu anggarannya lama terserap, pasti sangat mengurangi kemampuan daerah itu untuk bekerja,” ujar Sri Mulyani. “Anggaran Pendapatan dan Belanaja benar-benar menjadi mesin penggerak ekonominya.”

Sri Mulyani berkata bahwa Kementeriannya siap membantu kepala daerah yang masih kesulitan mendorong penyerapan anggaran. "Kalau memang ada hal yang bisa kami bantu, pasti kami coba bantu," tuturnya.

Sebagai catatan, provinsi yang disebut Presiden Joko Widodo penyerapannya rendah adalah Jawa Barat (Rp 8,034 triliun), Jawa Timur (Rp 3,9 triliun), Riau (2,86 triliun), Papua (Rp 2,59 triliun), Jawa Tengah (Rp 2,46 triliun), Kalimantan Timur (Rp 1,57 triliun), Banten (Rp 1,52 triliun), Bali (Rp 1,4 triliun), dan Aceh (Rp 1,4 triliun).

ISTMAN MP

Berita terkait

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

18 jam lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

23 jam lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

23 jam lalu

Sri Mulyani Temui Wapres, Bahas Mitigasi Dampak Geopolitik Timur Tengah

Menteri Keuangan Sri Mulyani menemui Wakil Presiden Maruf Amin untuk melaporkan hasil pertemuan IMF-World Bank Spring Meeting dan G20 yang saya hadiri di Washington DC. pekan lalu. Dalam pertemuan itu, Sri Mulyani pun membahas mitigasi dampak geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

1 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

1 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

1 hari lalu

Beberapa Kasus Terkait Bea Cukai yang Menghebohkan Publik

Bea cukai sedang disorot masyarakat. Ini beberapa kasus yang membuat heboh

Baca Selengkapnya

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

2 hari lalu

Rangkuman Poin Kehadiran Sri Mulyani di Forum IMF-World Bank

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengatakan terdapat tiga hal utama dari pertemuan tersebut, yaitu outlook dan risiko ekonomi global.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

2 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

4 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

4 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya