TEMPO.CO, Jakarta - Siapa mengira emping punya banyak ragam. Emping bukan hanya monopoli emping melinjo. Di Desa Klitikan, Kedungjati, Kabupaten Grobogan ada aneka emping berbahan baku lokal yang salah satunya berupa emping wirut.
"Saat ini salah satu yang kami unggulkan adalah produk emping wirut, bahan baku makanan ini dari umbi garut," kata Kepala Desa Klitikan Surinto saat ditemui di pameran kerajinan tangan di Mal Ciputra Semarang, Jumat (2 Oktober 2015).
Hingga saat ini khusus di Desa Klitikan ada sekitar 35 UMKM yang sebagian besar memproduksi emping wirut. Dengan demikian, kebutuhan bahan baku umbi garut di daerah tersebut cukup tinggi.
Oleh karena itu, saat ini pihaknya meminta masyarakat setempat untuk membudidayakan bahan baku tersebut.
Sebagai lahan untuk budi daya, pihaknya meminta masyarakat setempat memanfaatkan lahan milik Perhutani yang sebagian masuk ke wilayah tersebut.
Dengan meningkatnya volume produksi hasil budi daya, diharapkan ke depan tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan lokal tetapi juga dikirim ke luar daerah.
"Sejauh ini permintaan emping wirut cukup tinggi, itu baru penjualan di daerah sekitar saja. Kalau pemasaran kami lebih luas tentu penjualannya akan semakin tinggi, dengan demikian kebutuhan bahan baku juga akan semakin tinggi," katanya.
Beberapa produk makanan lain yang juga diminati adalah emping ketan dan ceriping talas.
"Meski demikian, hingga saat ini permintaan terbanyak adalah untuk emping wirut," katanya.
Untuk memperluas pemasaran, saat ini pihaknya sedang menjajal keikutsertaan pada pameran. Untuk pameran kali ini merupakan yang pertama diikuti.
"Mudah-mudahan hasilnya baik sehingga kami bisa mengikuti pameran-pameran yang lain. Untuk saat ini kami masih fokus di pasar Jawa Tengah, ke depan mudah-mudahan bisa sampai ke luar provinsi," katanya.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.