Menteri Dalam Negeri: Ada 139 Perda Penghambat Investasi  

Reporter

Kamis, 1 Oktober 2015 18:22 WIB

Menteri Dalam Negeri, Tjahjo Kumolo, didampingi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini, melihat proses pengurusan dokumen di Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap (UPTSA), Surabaya, 26 November 2014. TEMPO/Fully Syafi

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengatakan setidaknya ada 139 peraturan daerah yang teridentifikasi sebagai penghambat investasi. "Per hari ini Kemendagri telah kembalikan 139 perda yang dianggap bermasalah dan menghambat investasi," kata Tjahjo Kumolo di Kantor Kepresidenan, Kamis, 1 Oktober 2015.

Menurut Tjahjo, paket kebijakan ekonomi tahap satu, dua dan nantinya paket ketiga akan dapat optimal hanya jika didukung tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien di level provinsi serta kabupaten dan kota. Itu sebabnya, dia berharap ada upaya pemotongan jalur birokrasi dan penguatan otonomi daerah untuk optimalisasi paket kebijakan tersebut.

Rencananya, besok pukul 15.00 WIB, Tjaho akan mengundang asosiasi gubernur untuk dimintai pendapat mengenai jumlah perizinan di setiap provinsi. Sesuai arahan Presiden, Tjahjo ingin memangkas seminimal mungkin hal-hal yang menyangkut standar dan prosedur yang membuat birokrasi perizinan menjadi bertele-tele dan berbelit. "Termasuk permendagri atau aturan di kementerian yang ingin kami ringkas," kata dia.

Kementerian Dalam Negeri telah menyiapkan 19 Peraturan Pemerintah untuk menjabarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2014 mengenai pemerintahan. "Ini yang dianggap sebagai payung hukum untuk membereskan hambatan birokrasi di daerah."

Tjahjo mengingatkan pemerintah daerah, masih ada 44 kabupaten dan 9 kotamadya yang belum mengeluarkan perizinan satu atap. "Tingkat satu sudah semua, yang belum kami akan mempertegas. Kalau enggak, kita akan beri sanksi berupa (pengurangan) dana alokasinya di 2016," katanya. "Dana bantuan desa termasuk APBD desa itu kita minta segera dicairkan dengan mekanisme padat karya."

Sekertaris Kabinet Pramono Anung mengatakan paket kebijakan ketiga saat ini sedang dibahas di bawah koordinasi Kementerian Koordinator bidang Perekonomian. Dia berharap subtansi dan narasi paket ketiga sama-sama 'nendang' seperti paket kebijakan ekonomi tahap dua.

"Karena kami mengetahui respon publik dan dunia usaha terhadap paket kedua sungguh baik. Dan ini membuat ekonomi ketika turbulensi global ini jadi positif dalam satu-dua hari ini. Mudah-mudahan dampaknya sama," kata dia.

Presiden Joko Widodo, menurut Pramono, menginginkan kemudahan investasi berupa pemotongan perizinan dari segi waktu. "Kalau bisa dipotong bulanan. Mereka ingin izin itu hitungannya jam," kata dia.

Hal itu dilakukan agar Indonesia dapat kompetitif di antara negara-negara Asean. "Karena kita punya benchmark dengan negara tetangga. Itu yang akan dikejar." Salah satunya dengan cara memperbaiki peraturan daerah yang dianggap belum sinkron.

ALI HIDAYAT

Berita terkait

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

6 jam lalu

Bahlil Prioritaskan Investor Lokal untuk Investasi di IKN: Asing Masuk Klaster Dua

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan pemerintah memprioritaskan pengusaha dalam negeri untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Baca Selengkapnya

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

6 jam lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

10 jam lalu

Kementerian Investasi Bukukan Investasi Senilai Rp 401,5 Triliun

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) membukukan realisasi investasi senilai Rp 401,5 triliun pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

10 jam lalu

Sinar Mas Land Melalui Digital Hub Gelar DNA VC Startup Connect

Sinar Mas Land melalui Digital Hub berkomitmen untuk terus mendukung kemajuan ekosistem startup digital potensial di Indonesia melalui gerakan Digital Hub Next Action (DNA).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

1 hari lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Tugas dan Daftar Banyak Jabatan Lainnya

Menkomarinves Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk Jokowi sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional. Ini jabatan kesekian yang diterima Luhut.

Baca Selengkapnya

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

3 hari lalu

Ini 7 Manfaat Utama Investasi

Investasi menjadi salah satu langkah keuangan yang wajib dilakukan oleh semua orang.

Baca Selengkapnya

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

3 hari lalu

Zulkifli Hasan Ungkap 40 Pabrik Asal Tiongkok Produksi Baja Ilegal di Tanah Air

Zulhas menyayangkan baja tak sesuai standar mutu masih diproduksi di Indonesia dengan alasan investasi.

Baca Selengkapnya

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

6 hari lalu

Kejagung Tegaskan Penyitaan dalam Kasus Korupsi Timah Bukan untuk Hentikan Eksplorasi yang Merugikan Masyarakat

Kejagung menjelaskan kerugian kasus korupsi timah yang mencapai Rp 271 Triliun.

Baca Selengkapnya

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

6 hari lalu

Nilai Rupiah Ditutup Menguat pada Perdagangan Akhir Pekan

PT Laba Forexinfo Berjangka Ibrahim Assuaibi mencatat, mata uang rupiah ditutup menguat dalam perdagangan akhir pekan.

Baca Selengkapnya