TEMPO.CO, Jakarta - Pengusaha produk rotan lokal di kawasan Grogol, Jakarta Barat, mengeluhkan krisis ekonomi. Pasalnya semenjak krisis melanda perekonomian nasional berdampak buruk bagi penjualan mereka.
"Gara-gara krisis ekonomi penjualan turun hingga 50 persen dari hari biasanya," ujar pemilik Galeri Dika Furniture, Samsudin, saat ditemui, Senin, 7 September 2015.
Biasanya, menurut Samsudin, sebelum krisis setiap hari para pedagang bisa meraih keuntungan berkisar Rp 1-2 juta. "Kalau sekarang paling hanya bisa 500 ribu per hari."
Untuk menutupi kebutuhan karena penurunan keuntungan, Samsudin mengaku melakukan pekerjaan sambilan apa saja. "Mau tidak mau sementara waktu ini, untuk menjaga agar perekonomian tetap stabil kami melakukan kerja tambahan seperti menerima jasa servis perkakas rotan yang rusak," ungkapnya.
Selain itu, ada juga para pedagang yang membatasi pengeluaran dengan memprioritaskan belanja kebutuhan primer ketimbang sekunder.
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
27 Februari 2024
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.