Menkeu: Ekonomi Indonesia Tak Drop Seperti Negara Lain

Reporter

Kamis, 6 Agustus 2015 05:09 WIB

Menko Perekonomian Sofyan Djalil (kedua kanan) dan Menko Kemaritiman Indroyono Soesilo (kanan) bersama Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro (kiri) dan Gubernur BI Agus Martowardojo (kedua kiri) saat rapat kordinasi terkait kenaikan bbm di Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis 20 November 2014. Pemerintah telah menyiapkan sejumlah langkah untuk meredam dampak kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang baru saja diumumkan. Salah satunya yakni dengan menyesuaikan tarif angkutan umum agar para supir tidak sembarangan menetapkan tarif sendiri pada masyarakat. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro tak menampik jika dikatakan performa pertumbuhan ekonomi pada semester I 2015 tak baik. Pertumbuhan ekonomi pada kuartal II hanya sebesar 4,67 persen, sedangkan pada kuartal pertama hanya tumbuh 4,7 persen.

Namun, Bambang mengatakan, perlambatan Indonesia masih lebih baik ketimbang negara-negara lain. "Banyak negara yang pertumbuhan di kuartal II menurun," katanya di kantornya, Rabu, 5 Agustus 2015.

Bambang merujuk pada pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat yang anjlok dari 2,9 persen ke 2,3 persen. Begitu juga Korea Selatan, Inggris, dan Singapura, yang mengalami koreksi masing-masing 2,5-2,2 persen, 2,9-2,64 persen, dan 2,8-1,7 persen. "Paling tidak, pertumbuhan kita tidak nge-drop seperti negara-negara tersebut."

Bambang menambahkan, dirinya sudah mendapat dorongan dari Presiden ihwal isu perlambatan ini. Presiden memintanya memberikan kepastian agar anggaran negara bisa dipercepat.

Bambang mengatakan terdapat berbagai masalah klasik, seperti penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan, pengisian Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran, serta perubahan nomenklatur kementerian dan lembaga negara. "Anggaran negara baru bisa digunakan pada bulan Mei," katanya.

Akibatnya, belanja negara dari kementerian dan lembaga baru terealisasi sebesar Rp 261 triliun (32,8 persen) dan lebih dari setengah duit tersebut digunakan hanya untuk belanja wajib, seperti gaji pegawai. Namun Bambang yakin belanja kementerian/lembaga akan meningkat hingga akhir tahun.

"Kami akan coba sebisa mungkin mengejar target pertumbuhan 5-5,2 persen," katanya. Selain belanja negara, bekas Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tersebut mendorong BUMN untuk aktif membiayai proyek. Hal itu bertujuan agar menjadi motivasi kalangan swasta yang enggan menggelontorkan duitnya karena perlambatan ekonomi yang sedang terjadi di dalam dan luar negeri.

ANDI RUSLI

Berita terkait

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

8 menit lalu

Hadiri WEF, Airlangga Beberkan Tantangan RI Ciptakan Lapangan Kerja

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bicara besarnya tantangan Indonesia di bidang tenaga kerja, khususnya dalam hal penciptaan lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

14 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

3 hari lalu

Pemerintah Raup Rp 5,925 Triliun dari Lelang SBSN Tambahan

Pemerintah meraup Rp 5,925 triliun dari pelelangan tujuh seri SBSN tambahan.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

4 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

4 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

4 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

5 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

6 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya