Kerajinan Ketak Lombok Rambah Pasar Jepang dan Eropa

Reporter

Minggu, 14 Juni 2015 08:02 WIB

Perajin mengoleskan tinta setelah seusai mengukir mutiara pada stan produk kerajinan Cina di JIExpo Kemayoran, Jakarta (31/5). TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Seksi CSR PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Lombok Taufan Yudhistira mengatakan kerajinan ketak Lombok dari artshop Mawar Seraya yang di bina badan usaha milik negara itu sudah bisa menembus pasar Eropa dan Jepang.

"Itu salah satu mitra binaan kita yang hasil kerajinannya bisa di ekspor ke pasar Eropa dan Jepang," katanya di Mataram, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (13 Juni 2015).

Dia menjelaskan, kerajinan ketak Lombok memang sangat diminati oleh pasar Eropa dan Jepang, bahkan permintaan kerajinan khas Lombok itu sangat tinggi. Alhasil, dengan kemitraan Angkasa Pura I dan UKM tersebut asset mereka menjadi bertambah dan membuka lapangan pekerjaan.

Di NTB, kerajinan ketak merupakan Industri Kecil Menengah (IKM) yang sangat potensial. Terlebih lagi bahan baku untuk membuat ketak berasal dari tumbuhan liar relatif sangat mudah didapat.

Menurut dia, melalui kemitraan PT Angkasa Pura I BIL dengan UKM jumlahnya terus bertambah hingga mencapai 1.004 unit. Mereka ini tersebar di seluruh kabupaten/kota di provinsi itu.

"Mitra binaan kami mulai pedagang, industri kecil menengah (IKM), kerajinan cukli, gerabah, ketak, dan mutiara. Mereka ini diberikan pinjaman dari Rp5 juta hingga Rp50 juta dengan bunga hanya 6 persen pertahun," jelasnya.

Selain pemberian pinjaman, pihaknya juga memberikan pelatihan kewirausahaan, mengikuti pameran (promosi) hingga keluar daerah. Termasuk, mengajak UKM untuk melakukan studi banding ke daerah lain. Dengan harapan para UKM tersebut bisa memperoleh ilmu dan menerapkannya setelah berada di NTB.

Dia menambahkan, untuk membantu UKM tersebut, PT Angkasa Pura I BIL menganggarkan dana hingga Rp 1,5 miliar di tahun 2015 meningkat dari tahun 2014 yang hanya Rp1,2 miliar. Anggaran tersebut dialokasikan melalui program kemitraan dan bina lingkungan (PKBM) atau dulunya di sebut customer social responsibility (CSR).

"Dari tahun 1996 masih di Bandar Udara Selaparang, Kota Mataram dan sekarang di BIL Lombok Tengah, PT AP I sudah menyalurkan anggaran untuk kemitraan dengan UKM mencapai Rp21 miliar," katanya.

Karena itu, diharpkan dengan kemitraan itu, sector UMKM di NTB terus berkembang dan meningkat. Tidak hanya pada sisi omsetnya tetapi juga asset yang dimiliki.

"Inilah harapan kita, sector UKM NTB bisa terus berkembang, sehingga membuka lapangan pekerjaan dan meningkatkan kesejahteraan dan ekonomi masyarakat," kata dia.


ANTARA

Berita terkait

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

53 hari lalu

Jokowi Puji 'Mama Muda' di Forum Ekonomi: Saya Senang

Presiden Joko Widodo memuji perkembangan sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah di tanah air.

Baca Selengkapnya

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

27 Februari 2024

Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan

Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.

Baca Selengkapnya

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

3 Februari 2024

Jenis dan Contoh UMKM di Indonesia yang Banyak Diminati

Keberadaan UMKM di Indonesia kian meningkat karena memiliki daya tarik tersendiri. Pahami jenis dan contoh UMKM di Indonesia yang banyak diminati.

Baca Selengkapnya

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

31 Desember 2023

Terbitkan 7,1 Juta Nomor Induk Berusaha Via OSS, BKPM: Didominasi Usaha Mikro Kecil

Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) telah menerbitkan sebanyak 7.146.105 nomor induk berusaha (NIB).

Baca Selengkapnya

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

10 Desember 2023

Lampaui Target, BRI Catat Business Matching Rp 1,26 T Lewat UMKM Expo

BRI mencatat business matching antara UMKM dengan pembeli di luar negeri melalui UMKM EXPO(RT) Brilianpreneur 2023 mencapai Rp 1,26 triliun.

Baca Selengkapnya

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

15 November 2023

Keberhasilan Kupedes BRI terhadap Pelaku Usaha Mikro di Indonesia

Terus tumbuh kuat, kinerja kredit segmen mikro PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI tercatat semakin baik pascapandemi.

Baca Selengkapnya

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

2 Oktober 2023

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Undang-Undang Cipta Kerja Bentuk Keberpihakan Pemerintah kepada Usaha Mikro Kecil

Baca Selengkapnya

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

12 Agustus 2023

Hari UMKM Nasional, BRI Tegaskan Komitmen Dukung Pembiayaan Mikro

BRI optimistis segmen mikro dapat berkontribusi sebesar 45 persen dari total portofolio pembiayaan.

Baca Selengkapnya

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

2 Agustus 2023

Pemasaran Produk UMKM, Dosen ITB: Media Sosial untuk Menyasar Target Pasar

Pemasaran UMKM di media sosial membutuhkan kata kunci pesan untuk menyasar target pasar

Baca Selengkapnya

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

14 Juli 2023

Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026

Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.

Baca Selengkapnya