Selain Amerika, Negara Ini Bikin Rupiah Anjlok

Reporter

Rabu, 17 Desember 2014 03:08 WIB

Ilustrasi mata uang Rusia, Rubel. Reuters / Alexander Demianchuk

TEMPO.CO , Jakarta - Melemahnya kurs rupiah terhadap dolar dalam beberapa waktu terakhir diyakini sebagai akibat dari spekulasi rencana kenaikan suku bunga The Fed Rate di Amerika Serikat. Namun Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro punya analisis lain mengenai penyebab jebloknya rupiah beberapa waktu ke depan. (Baca: Menkeu: Dolar 'Mudik', Rupiah Menukik.)

Menurut Bambang, selain Amerika, ada negara lain yang bisa mempengaruhi kurs rupiah, yakni Rusia. Kebijakan pemerintah Rusia untuk menaikkan suku bunga acuan, kata Bambang, memungkinkan rupiah semakin terpuruk. "Kenaikan suku bunga Rusia akan menyebabkan perubahan yang signifikan di pasar, terutama terhadap permintaan surat berharga dalam nilai rupiah," kata Bambang.

Tingginya suku bunga Rusia, ada kemungkinan merangsang pelarian dana dari negara berkembang lainnya. Bambang mengatakan bulan ini adalah keenam kalinya Rusia menaikkan suku bunga demi mendorong kurs rubel yang jeblok dihantam dolar. (Baca: Lawan Dolar, Indonesia Unggul Ketimbang Malaysia.)

Sebelumnya, Reuters mengabarkan, Bank Sentral Rusia mengumumkan kenaikan suku bunga acuan dari 10,5 persen menjadi 17 persen. Keputusan ini berlaku sejak Selasa, 16 Desember 2014. "Keputusan ini bertujuan untuk membatasi risiko meningkatnya depresiasi rubel dan risiko inflasi," pernyataan Bank Sentral Rusia.

Nilai tukar rubel terhadap dolar Amerika merosot 10 persen pada Senin, 15 Desember 2014. Ini adalah penurunan rubel terendah sejak 1998. Pelemahan nilai tukar itu menyusul jatuhnya harga minyak dan sanksi ekonomi negara-negara barat kepada Rusia. Sejak awal 2014, kurs rubel telah melemah lebih dari 45 persen. Bank Sentral Rusia pun menggelontorkan dana US$ 70 miliar untuk menahan nilai tukar rubel. (Baca: Pelemahan Rupiah Lebih Parah dari 2008 .)

Setelah pengumuman kenaikan suku bunga, rubel menguat dari 67 per dolar menjadi 60 per dolar Amerika. Bank sentral Rusia juga meningkatkan volume maksimum valuta asing yang disediakan untuk bank lewat lelang foreign-exchange repurchase agreement (Repo valas) selama 28 hari. Volume valuta asing ditingkatkan dari US$ 1,5 miliar menjadi US$ 5 miliar.

Investor menilai kenaikan suku bunga ini sebagai langkah positif dan menunjukkan pertahanan bank sentral yang cukup gigih. "Ini jelas merupakan langkah menuju arah yang benar. Tingkat bunga riil positif, 7 sampai 8 persen," kata Kepala Investasi UBS Wealth Management New York Jorge Mariscal.

TRI ARTINING PUTRI | BERNADETTE CHRISTINA MUNTHE

Berita Terpopuler
Begini Akhir Teror Penyanderaan di Australia

Rini Soemarno Mau Jual Gedung BUMN ke Ahok

Dua Sandera Tewas, Korban Teror di Australia

Berita terkait

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

4 hari lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

4 hari lalu

Bambang Brodjonegoro Menjadi Komisaris Independen Astra

PT Astra International Tbk. (ASII) menetapkan jajaran komisaris dan direksi baru.

Baca Selengkapnya

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Respons Sri Mulyani Soal Sorotan Publik ke Bea Cukai, Berikut Tips Hindari Denda Barang Impor

Kerap kali barang impor bisa terkena harga denda dari Bea Cukai yang sangat tinggi. Bagaimana respons Menteri Keuangan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

6 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

6 hari lalu

Minta Perbaikan Kinerja, Pernyataan Lengkap Sri Mulyani tentang Alat Belajar SLB Dipajaki Bea Cukai

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati tanggapi kasus penahanan hibah alat belajar SLB oleh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

9 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

9 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya