Bulan Ini, Rupiah Diprediksi Tembus Level 12.100  

Reporter

Rabu, 25 Juni 2014 09:49 WIB

Tempat penukaran uang di Jakarta, Selasa (20/10). Kurs rupiah terhadap dolar AS di pasar spot antarbank Jakarta, Selasa pagi menguat 30 poin menjadi Rp. 9.360 - Rp. 9.370 per dolar dibanding penutupan hari sebelumnya Rp. 9.390 - Rp. 9.400. TEMPO/Din

TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom dari Bank Internasional Indonesia, Juniman, memprediksi nilai tukar rupiah selama Juni akan berkisar di antara 11.750 dan 12.100 per dolar AS. “Hari ini rupiah akan konsolidasi. Pelemahan rupiah yang terjadi saat ini karena masalah fundamental dan naiknya harga minyak mentah dunia,” ujarnya saat dihubungi Tempo, Rabu, 25 Juni 2014.

Kisruh yang terjadi di Irak dan Ukraina, ia mengimbuhkan, membawa dampak bagi pelemahan sejumlah mata uang regional, salah satunya rupiah. “Tidak hanya Indonesia yang terkena dampak, Thailand, India, Korea Selatan juga terjadi pelemahan mata uangnya. Kita enggak sendirian,” tuturnya.

Pada Selasa, 24 Juni 2014, rupiah ditutup pada level 12.000 per dolar AS, naik 29 poin dari hari sebelumnya. Meskipun rupiah terus tergerus, menurut Juniman, hal tersebut tidak akan berlangsung lama, seiring dengan meredanya krisis politik di Ukraina dan Irak. Harga minyak nantinya akan kembali berada di kisaran US$ 100 per barel. (Baca juga: Beberapa Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah)

Juniman juga memperkirakan, pada Juli mendatang, nilai tukar rupiah akan membaik. “Bahkan jika hasil pilpres nanti baik, maksudnya tidak ada kerusuhan, maka capital inflow (arus dana masuk) ke Indonesia akan semakin besar dan rupiah bisa berada di level 11.300 per dolar AS,” ucap Juniman.

Selain dipengaruhi faktor eksternal, pelemahan rupiah juga diakibatkan oleh faktor domestik. Neraca perdagangan pada kuartal II 2014 diperkirakan akan lebih buruk jika dibanding pada kuartal I. Juniman menyatakan, pada April lalu, defisit neraca perdagangan mencapai US$ 1,96 miliar, sedangkan pada Mei diperkirakan akan surplus US$ 100-200 juta, dan pada Juni neraca perdagangan akan kembali terpuruk dengan defisit US$ 500- 00 juta.

Faktor domestik yang membuat rupiah kian terpuruk adalah membengkaknya defisit neraca anggaran karena pembayaran dividen dan repatriasi. Akibatnya, defisit transaksi berjalan di kuartal II akan semakin meningkat. Pada kuartal II, defisit transaksi berjalan diperkirakan sekitar 3,9 persen dari pertumbuhan domestik bruto (PDB), jauh melambung jika dibanding pada kuartal I yaitu sebesar 2,06 persen dari PDB.

AYU WANDARI

Terpopuler
Merasa Tak Dihargai, Ayu Azhari Pindah ke Jokowi
Dukung Jokowi, Anwar Fuady Tak Takut Dipecat
Menhan Bantah Argumentasi Jokowi Soal Tank Leopard

Berita terkait

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

16 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Makin Merosot, Rp 16.255 per USD

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 45 poin ke level Rp 16.255 per USD dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

21 hari lalu

95 Persen Pakai Bahan Baku Lokal, Unilever Tak Terdampak Pelemahan Rupiah

Unilever Indonesia mengaku tak terlalu terdampak dengan pelemahan rupiah karena mayoritas bahan baku mereka berasal dari dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

21 hari lalu

Tingginya Suku Bunga the Fed dan Geopolitik Timur Tengah, Biang Pelemahan Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo menyebut pelemahan rupiah dipengaruhi oleh arah kebijakan moneter AS yang masih mempertahankan suku bunga tinggi.

Baca Selengkapnya

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

22 hari lalu

Ekonom Sebut Putusan MK Tak Beri Pengaruh Signifikan terhadap Nilai Tukar Rupiah

Yusuf Wibisono menilai bukan putusan MK yang memberi pengaruh terhadap nilai tukar rupiah, melainkan konflik geopolitik dan kebijakan The Fed.

Baca Selengkapnya

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

22 hari lalu

Pelemahan Rupiah dan IHSG Berlanjut, Airlangga: Indonesia Masih Lebih Baik

Kendati terjadi pelemahan rupiah, Airlangga mengklaim rupiah masih lebih baik dibanding mata uang lain. IHSG juga diklaim lebih baik dari negara lain.

Baca Selengkapnya

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

22 hari lalu

Bos BCA Ungkap Penyebab Pelemahan Rupiah, Mulai dari Dividen hingga Impor Bahan Baku

Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaatmadja menilai pelemahan rupiah bukan hanya karena konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

23 hari lalu

Konflik Iran-Israel Disebut Perparah Nilai Tukar Rupiah, BI Diminta Naikkan Suku Bunga

Konflik Timur Tengah ini dikhawatirkan akan bereskalasi menjadi perang yang lebih besar. Nilai tukar rupiah semakin melemah.

Baca Selengkapnya

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

1 Desember 2023

Istana Tegaskan Presiden Jokowi Terus Dorong Penguatan KPK

Ari Dwipayana menyebut semua pihak termasuk Presiden Jokowi berharap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menjalankan fungsinya dengan baik.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

27 Oktober 2023

Wamenkeu Sebut Pelemahan Rupiah Bisa Untungkan Eksportir

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara mengatakan depresiasi kurs rupiah terhadap dolar Amerika bisa menguntungkan para eksportir.

Baca Selengkapnya

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

26 Oktober 2023

Agenda Jokowi Reshuffle Gelombang Kedua

Presiden Jokowi dikabarkan kembali akan reshuffle kabinet pada pekan depan. Siapa saja yang bakal diganti?

Baca Selengkapnya