Pemerintah akan Terima Moratorium US$ 2,6 Miliar

Reporter

Editor

Selasa, 15 Maret 2005 12:42 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Menteri Koordinator Perekonomian Aburizal Bakrie, menilai pemerintah akan menerima tawaran penundaan utang (moratorium) setahun penuh sebesar US$ 2,6 miliar, dari negara-negara anggota Paris Club apabila tidak ada syarat yang dapat merugikan Indonesia. "Peringkat Indonesia akan naik positif asalkan kita tidak mempersamakan dengan utang swasta (komparabilitas)," ujarnya kepada wartawan di Departemen Keuangan, Selasa (15/3). Namun menurutnya, apabila Indonesia harus masuk lagi ke dalam program IMF ataupun disamakan dengan utang swasta (komparabilitas), itu bisa mengakibatkan peringkat Indonesia kembali menurun. Menurut Ical, Indonesia tidak akan menerima tawaran moratorium tersebut apabila Indonesia diharuskan masuk IMF dan jika ada persamaan utang swasta (komparabilitas). Mengenai keinginan pemerintah agar suku bunga pada saat moratorium nol persen, Ical mengungkapkan tidak mengetahui hal tersebut. Namun, ia menyarankan untuk menanyakan kepada menteri keuangan, apakah bunga dibayarkan pada saat moratorium atau tidak, atau paling tidak bunga atas bunga utang. "Yang kita harapkan tidak ada bunga pada saat moratorium," katanya. Adapun moratorium sebesar US$ 2,6 miliar tersebut, menurut Ical, akan digunakan sepenuhnya untuk rekonstruksi dan rehabilitasi provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD). Sebelumnya, Menteri Keuangan Jusuf Anwar, mengatakan pula akan menerima penundaan utang (moratorium) dari negara-negara Paris Club. Namun, akan dibahas terlebih dahulu mengenai bunganya kepada masing-masing negara anggota Paris Club. Untuk itu, pemerintah akan melakukan pembicaraan bilateral. "Pemerintah mengajukan pembahasan tingkat bunga nol persen," ujarnya kepada wartawan usai konsultasi dengan DPR RI di Jakarta, Senin (14/3) malam. Menkeu menjelaskan moratorium merupakan debt payment, jadi harus dibayar. Karena, merupakan kewajiban (utang) yang tertunda. "Ini bukan suatu kenikmatan yang langgeng," katanya. Evy Flamboyan

Berita terkait

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

9 hari lalu

Peneliti Paramadina Sebut Nilai Tukar Rupiah Melemah Bukan karena Konflik Iran-Israel

Nilai tukar rupiah yang melemah menambah beban karena banyak utang pemerintah dalam denominasi dolar AS.

Baca Selengkapnya

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

12 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

12 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

13 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Bayar Utang Pupuk Subsidi Rp 10,4 Triliun, Jokowi: Tunggu Hasil Audit

29 hari lalu

Bayar Utang Pupuk Subsidi Rp 10,4 Triliun, Jokowi: Tunggu Hasil Audit

Presiden Joko Widodo tak menyangkal ada kekurangan membayar pemerintah kepada PT Pupuk Indonesia (Persero) soal utang pupuk subsidi.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

55 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali

57 hari lalu

Utang Pemerintah Tembus Rp 8.253 Triliun, Kemenkeu: Risiko Bunga, Kurs dan Jatuh Tempo Terkendali

Jubir Menteri Keuangan Sri Mulyani, Yustinus Prastowo, yakin utang pemerintah mencapai Rp 8.253,09 triliun per 31 Januari 2024 masih tergolong aman.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

3 Maret 2024

Terpopuler Bisnis: Komentar Bank Dunia soal Program Makan Siang Gratis, BRI Bagi Dividen Rp 48 T

Bank Dunia mengomentari program usungan Prabowo Subianto, yaitu makan siang gratis. Bank BRI akan membagikan dividen Rp 48 T.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: NASA Soroti Deforestasi IKN, Prabowo Yakin Indonesia Bisa Swasembada Energi dengan Singkong

2 Maret 2024

Terpopuler Bisnis: NASA Soroti Deforestasi IKN, Prabowo Yakin Indonesia Bisa Swasembada Energi dengan Singkong

NASA dalam foto satelitnya menyoroti deforestasi yang terjadi di IKN.

Baca Selengkapnya

Utang Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi di Era Jokowi

1 Maret 2024

Utang Pemerintah Cetak Rekor Tertinggi di Era Jokowi

Utang pemerintah di era Jokowi menembus rekor tertinggi, mencapai Rp 8.253,09 triliun per Januari 2024.

Baca Selengkapnya