TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan pada hari ini ditutup di level 5.031,57 atau naik 39,94 poin atau 0,8 persen dibanding kemarin. Menteri Keuangan Muhamad Chatib Basri mengatakan, selain faktor eksternal, kenaikan indeks disebabkan oleh semakin jelasnya peta politik dalam pemilihan presiden.
"Saya tidak mau spekulasi, tapi memang arah dari election sudah agak lebih jelas, meskipun tentu harus menunggu pendaftaran," kata Chatib di kantor Kementerian Keuangan, Jakarta, Jumat, 16 Mei 2014.
Chatib mengatakan dampak dari pemilu sebenarnya tidak terlalu besar, karena pasar lebih berideologi profit. Namun, jika calon presiden dan wakil presiden hanya ada dua pasangan sehingga pemilu hanya akan berlangsung satu putaran, artinya ketidakpastian lebih bisa ditekan.
Selain itu, sentimen domestik yang pengaruhnya cukup besar pada penguatan indeks juga karena adanya perbaikan pada neraca pembayaran dan defisit transaksi berjalan yang terus bisa ditekan. "Gejala penguatan sudah terjadi sejak awal tahun," ujar Chatib.
Menurut Chatib, meroketnya IHSG juga dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni adanya sentimen dari data Amerika Serikat yang tidak sebaik perkiraan. Jadi, arus modal lari ke emerging market.
"Sentimen globalnya ada. Kedua, angka gross domestic product (GDP) Jepang relatif baik, sehingga perkiraan ekspor kita mudah-mudahan pada kuartal II akan membaik," katanya.
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
6 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.