2014, Tahun Kebangkrutan Industri Gula Nasional  

Reporter

Senin, 7 April 2014 19:31 WIB

Tempo/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Surabaya - Musim giling tebu 2014 dikhawatirkan menjadi tahun petaka bagi para petani dan industri gula dalam negeri. Bila tidak diatasi akan terjadi kebangkrutan massal dan meningkatkan angka pengangguran.

Ketua Umum Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia Arum Sabil mengatakan kondisi pada 2013 kemarin sangat memprihatinkan bagi petani tebu dan industri gula dalam negeri. "Akan terjadi kebangkrutan massal dialami petani dan industri gula. Ini bencana," kata dia seusai pertemuan dengan Gubernur Jawa Timur di kantor Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Surabaya, Senin, 7 April 2014. (baca: Jawa Tengah Klaim Surplus Gula)

Menurut Arum, biaya produksi gula petani di atas Rp 11 ribu per kilogram pada 2013 lalu. Sedangkan harga gula petani di bawah Rp 9.000. Pada 2014 ini, menurut Arum, indikasi harga gula berada di bawah Rp 8.000 sudah sangat kentara. Badan Urusan Logistik mengimpor gula plus biaya masuk dengan harga sekitar Rp 7.200. "Kalau biaya produksi petani sudah di atas Rp 11 ribu, ini akan menjadi petaka."

Untuk itu APTRI mendesak pemerintah agar mengimpor gula berdasarkan kuota kebutuhan di dalam negeri guna menjaga pasokan dan permintaan. Bukan berdasarkan kapasitas pesanan industri makanan dan minuman yang ada di dalam negeri.

APTRI juga meminta penetapan daftar negatif investasi terhadap industri gula yang berbahan baku gula mentah impor. Juga meningkatkan efisiensi dan revitalisasi pabrik gula serta tanaman tebu. Peningkatan itu ditandai dengan rendemen petani tebu minimal 12 persen atau sesuai dengan Peraturan Daerah 17 Tahun 2012 bahwa jaminan rendemen petani tebu minimal 10 persen.

Jika rendemen 12 persen dan rata-rata produksi tebu mencapai 100 ton per hektare, biaya produksi petani bisa sekitar Rp 6.400. Sekarang ini gula impor tanpa biaya masuk berada pada kisaran harga Rp 6.500. Artinya, produksi gula dalam negeri memiliki daya saing dengan gula impor.

Usulan itu disampaikan APTRI kepada Gubernur Jawa Timur agar diteruskan kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Gubernur Jawa Timur Soekarwo pun berjanji akan menyampaikan usulan APTRI kepada pemerintah pusat. Termasuk memperjelas penanggung jawab atas harga pokok pembelian (HPP) gula. Para petani meminta HPP gula Rp 9.500. "Saya akan sampaikan ke Presiden, yang mengagun Rp 9.500 itu siapa? Apa Kementerian Perdagangan?"

Pihaknya juga akan membentuk tim untuk menelusuri penyebab rendemen hanya berkisar 7 persen. Padahal dalam peraturan daerah jelas menyebutkan bahwa rendemen petani tebu bisa mencapai 10 persen. (baca: Bulog Belum Dapat Izin Impor Gula Rafinasi)

AGITA SUKMA LISTYANTI

Terpopuler
Modus Lama, Faktur Berdasarkan Transaksi Fiktif
Pakai APBN, Butuh 100 Tahun Kerjakan Infrastruktur
Bank Dunia: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,3 Persen
















Advertising
Advertising






















Berita terkait

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

10 Oktober 2022

Erick Thohir Berharap Revitalisasi Industri Gula Penuhi Kebutuhan Nasional Jangka Panjang

Erick Thohir mengungkapkan revitalisasi industri gula dapat memenuhi kebutuhan gula nasional.

Baca Selengkapnya

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

4 Agustus 2022

Badan Pangan Nasional Buat Regulasi Atur Tata Kelola Gula

Badan Pangan Nasional akan membuat regulasi tata-kelola gula untuk memperkuat industri gula nasional.

Baca Selengkapnya

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

4 Agustus 2022

Lebih dari 50 Persen Pasokan Gula RI Masih Tergantung Impor

Badan Pangan Nasional mencatat kebutuhan total gula secara nasional mencapai 7,3 juta ton per tahun.

Baca Selengkapnya

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

8 Maret 2021

Keluhkan Kelangkaan Gula Rafinasi, Pelaku Industri Surati Gubernur Jawa Timur

Pelaku industri makanan dan minuman Jawa Timur menyurati Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengeluhkan kelangkaan gula rafinasi.

Baca Selengkapnya

Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

11 April 2020

Awasi Distribusi Gula, Mendag Gandeng Satgas Pangan dan DPR

Mendag Agus Suparmanto bersama Satgas Pangan dan Komisi VI DPR secara intensif mengawasi industri gula.

Baca Selengkapnya

Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

13 Februari 2020

Faktor Cuaca dan Lahan, Produksi Gula Diprediksi Tak Capai Target

Asosiasi Gula Indonesia memperkirakan produksi gula tahun ini turun 10 persen dibandingkan 2019.

Baca Selengkapnya

Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

9 September 2019

Kementerian Pertanian Adukan Majalah Tempo ke Dewan Pers

Laporan investigasi Majalah Tempo edisi 9-15 September 2019 bertajuk "Gula-Gula Dua Saudara" dinilai menyudutkan Kementerian Pertanian.

Baca Selengkapnya

Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

6 Agustus 2019

Mendag Ancam Cabut Izin Pabrik yang Jual Gula Rafinasi ke Pasar

Menteri Perdagangan Enggarsito Lukita mengancam akan mencabut izin perusahaan yang menyalahgunakan produksi gula rafinasi dengan dijual bebas ke pasar

Baca Selengkapnya

Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

1 Juli 2019

Jika Ditugasi Impor Gula Mentah, PTPN X Siap

Impor gula mentah itu dilakukan guna memenuhi konsumsi gula kristal putih (GKP).

Baca Selengkapnya

APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

29 Juni 2019

APTRI Minta Jokowi Pilih Menteri yang Berpihak pada Petani Tebu

APTRI meminta Presiden Jokowi pilih menteri yang memahami petani tebu karena saat ini industri gula sudah kritis.

Baca Selengkapnya