Indeks Masih Waspadai Krisis Ukraina

Reporter

Kamis, 6 Maret 2014 09:34 WIB

Ilustrasi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). ANTARA/Yudhi Mahatma

TEMPO.CO, Jakarta - Pada perdagangan Kamis, 6 Maret 2014, indeks harga saham gabungan (IHSG) diperkirakan akan berada pada rentang support 4.618-4.627. IHSG bertahan pada kisaran target resisten (4.555-4.572). Potensi kenaikan berlanjut dapat terjadi jika didukung pergerakan bursa saham global yang dapat positif. Walau begitu, indeks tetap mewaspadai potensi downreversal terlibas aksi profit taking.

Analis pasar dari Trust Securities, Reza Priyambada, mengatakan bursa saham Amerika Serikat yang melaju positif berdampak pada penguatan bursa saham Asia, termasuk IHSG. "Sentimen tersebut dimanfaatkan oleh pelaku pasar dengan kembali aktif melakukan transaksi," ujarnya, Kamis, 6 Maret 2014 (baca pula: Konflik Rusia-Ukraina Picu Perang Cyber).

Sehari sebelumnya, laju indeks kembali berada di zona hijau, padahal sempat diprediksi akan melemah kembali. Sepanjang perdagangan kemarin, kata Reza, indeks sempat menyentuh level 4.659,17 (level tertingginya) jelang akhir sesi kedua dan menyentuh level 4.621,04 (level terendahnya) pada awal sesi pertama serta berakhir di level 4659,17. Investor asing masih mencatat nett buy dengan kenaikan nilai transaksi beli dan transaksi jual. Investor domestik mencatat nett sell.

Pasca-menguat sehari sebelumnya, menurut Reza, laju bursa saham Amerika kembali terkoreksi. Ini setelah pelaku pasar merespons negatif rilis penurunan ISM non-manufacturing PMI dan markit services PMI. Di sisi lain, pelaku pasar juga masih mengkhawatirkan kondisi di perbatasan Ukraina dan Rusia. "Penarikan pasukan militer Rusia di perbatasan dinilai hanya bersifat sementara," katanya. Adapun rilis penambahan pekerja yang di bawah estimasi dan merosotnya harga saham-saham mineral juga menambah sentimen negatif.

Laju nilai tukar rupiah, menurut Reza, kembali menguat, bahkan lebih tinggi dari pencapaian pada awal pekan. Penguatan ini setelah dipicu meningkatnya aksi beli pelaku pasar terhadap aset-aset berisiko, termasuk rupiah. Aksi beli ini memanfaatkan penilaian meredanya potensi konflik yang terjadi di perbatasan Ukraina dan Rusia. Di sisi lain, kenaikan rupiah juga didukung terapresiasinya dolar Australia pasca-dirilis data-data Australia, terutama GDP-nya yang mengalami kenaikan. "Laju rupiah melewati level resisten 11.620. Rp 11.620-11.562 (kurs tengah BI)."


Topik: #Ukraina
FAIZ NASHRILLAH



Terpopuler

Harga Emas Antam Naik Rp 1.000

Rugi Besar, DPR akan Panggil Bos PLN
Mantan Bos Lion Air Ogah Masuk Partai Besar, Alasannya?

Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

2 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

11 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

20 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

25 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

56 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya