TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Standard Chartered Bank, Eric Sugandi, mengatakan bahwa pada 2014 pertumbuhan ekonomi diprediksi sebesar 5,8 persen. Proyeksi ini lebih rendah jika dibandingkan dengan prediksi pemerintah, yaitu 6-6,2 persen.
Faktor yang mendorong pertumbuhan ekonomi tahun ini adalah pemilu, melambatnya inflasi, dan daya beli masyarakat yang meningkat. ”Namun hal tersebut belum memasukkan jika terjadi kenaikan harga bahan bakar minyak, efek pemilu sangat dirasakan pada kuartal pertama 2014,” ujar Eric ketika dihubungi, Rabu, 5 Februari 2014. (Baca juga: Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,78 Persen pada 2013)
Eric mengatakan perkiraan pengeluaran pemerintah untuk pemilu sebesar Rp 40-50 triliun berefek tidak secara langsung ke seluruh bidang. Efeknya lebih psikologis, yakni harapan dengan hasil pemilu yang baik maka pertumbuhan ekonomi juga lebih baik. “Kondisi itu juga didorong oleh prediksi penguatan rupiah menjelang pemilu karena peredaran rupiah yang cukup besar,” ujar Eric. (Lihat juga: Pemilu Sukses, Pertumbuhan Ekonomi Melejit)
Badan Pusat Statistik hari ini mengumumkan bahwa laju pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2013 tercatat 5,78 persen, melambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada 2012 sebesar 6,23 persen. Untuk pertumbuhan ekonomi kuartal IV 2013 saja tercatat 5,72 persen atau melambat dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 6,11 persen.
GALVAN YUDSTIRA
Terpopuler:
Gita Wirjawan Nyapres, Australia Terancam?
Nadella Datang, Bill Gates Pun Hengkang
Satya Nadella, CEO Baru Microsoft
Dirjen Pajak Mengeluh Pegawainya Kurang Banyak
Gita Wirjawan Kini Fokus ke Konvensi Demokrat
Berita terkait
BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini
9 jam lalu
BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.
Baca SelengkapnyaBank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global
4 hari lalu
Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.
Baca SelengkapnyaPasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter
4 hari lalu
BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.
Baca SelengkapnyaTerpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024
4 hari lalu
Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.
Baca SelengkapnyaRektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel
6 hari lalu
Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.
Baca SelengkapnyaDi Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan
7 hari lalu
Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.
Baca SelengkapnyaKonflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen
8 hari lalu
Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.
Baca SelengkapnyaEkonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
10 hari lalu
Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.
Baca SelengkapnyaADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?
17 hari lalu
ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.
Baca SelengkapnyaKemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen
26 hari lalu
Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.
Baca Selengkapnya