TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Syarif Hasan mengatakan, saat ini kementeriannya akan menyasar para perempuan di Indonesia untuk berwirausaha. Dari hasil pertemuan APEC bidang UKM, ada keputusan Kementerian Koperasi dan UKM bersama Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan anak melakukan pemberdayaan perempuan wirausaha.
“Pemberdayaan atau peningkatan peran wirausaha perempuan dengan memberikan akses permodalan dan meningkatkan jaringan pemasaran wirausaha perempuan,” kata Syarif dalam acara Gerakan Kewirausahaan Nasional di Istora Senayan, Jakarta, pada Rabu, 15 Januari 2014.
Menurut dia, kesepakatan itu telah ditindaklanjuti dengan membuka akses keuangan dan pemasaran bagi perempuan wirausaha untuk memiliki daya kretivitas dan inovasi tinggi, sehingga mampu bersaing di tengah ekonomi global. “Kaum perempuan merupakan kelompok yang proaktif dan dalam situasi tertentu memiliki keberanian mengambil inisiatif,” kata Syarif.
Ia mengklaim akses keuangan tersebut setiap tahun semakin meningkat, meliputi pembiayaan melalui kredit usaha rakyat, CSR, PNPM, dana bergulir, bantuan sosial, dan kelompok usaha bersama. Syarif mengapresasi perempuan wirausaha karena bisa mempertahankan non-performing loan--kredit bermasalah (NPL) dana bergulir yang disalurkan Kementerian Koperasi dan UKM melalui Lembaga Pembiayaan Dana Bergulir (LPDB)--selalu di bawah 1 persen.
“Meningkatnya pembiayaan dan akses pemasaran tersebut semakin mendorong meningkatnya pendapatan per kapita rakyat Indonesia yang saat ini mencapai US$ 4.000/tahun, yang salah satu kontribusinya dari pelaku usaha perempuan,” kata Syarif.
Dia menilai kelompok perempuan wirausaha lebih bertanggung jawab dan profesional dalam mengelola keuangan usaha. “Begitu juga keberhasilan koperasi wanita yang jumlahnya saat ini 12.076 unit. Dalam mengelola koperasi simpan-pinjam, kaum perempuan lebih disiplin.”
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
59 hari lalu
Amartha dan Unilever Indonesia Sinergikan Jejaring Usaha Mikro Perempuan
Amartha dan Unilever Indonesia kolaborasikan jejaring usaha mikro Perempuan dengan jejaring bank sampah berbasis komunitas untuk kelola sampah plastik secara produktif dan ekonomis.
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
14 Juli 2023
Riset Prediksi Kebutuhan Pembiayaan UMKM Rp 4.300 T pada 2026
Riset yang dilakukan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) bersama Ernst & Young Indonesia menemukan kebutuhan pembiayaan usaha mikro, kecil dan menengah alias UMKM yang mencapai ribuan triliun pada 2026.