Suasana kawasan bisnis ibukota dilihat dari kawasan Senayan, Jakarta, Senin (15/10). ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Utama Bank Dunia untuk Indonesia, Ndiame Diop, mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun depan akan melambat pada angka 5,3 persen di tahun 2014. Prediksi tersebut lebih rendah dibanding perkiraan Dana Moneter Internasional (IMF) soal pertumbuhan ekonomi nasional yang bisa berkisar 5-5,5 persen tahun depan.
Menurut Ndiame, prediksi pertumbuhan tahun depan versi Bank Dunia itu turun dari tahun ini sebesar 5,6 persen. "Ini karena penurunan investasi yang hanya tumbuh 4,5 persen di kuartal ketiga," kata Ndiame saat menjadi pembicara di "Indonesia Economic Quarterly", di Jakarta, Senin, 16 Desember 2013.
Selain itu, Bank Dunia memprediksi bahwa pertumbuhan konsumsi domestik yang selama ini menjadi penopang utama akan melemah. Adapun proyeksi keuangan juga diperkirakan akan terdampak oleh belanja subsidi bahan bakar minyak (BBM).
Menurut Ndiame, Indonesia sebenarnya mampu membalikkan prediksi berbagai kalangan tentang pertumbuhan ekonominya yang akan melambat tahun depan melalui berbagai kebijakan makro. Salah satu langkah yang harus ditempuh adalah fokus pada investasi yang bersifat jangka panjang.
Ndiame sendiri menilai Indonesia sudah melakukan langkah untuk memperkuat stabilitas makro jangka pendek melalui penyesuaian kebijakan moneter dan nilai tukar rupiah. Ia menilai upaya realokasi belanja subsidi BBM dapat dijadikan solusi mendukung penguatan program perlindungan sosial. Selain itu, untuk menjawab tantangan pasar tenaga kerja, Indonesia harus meningkatkan dasar keterampilan angkatan kerja.
Di sisi lain, Bank Dunia memprediksi, pada tahun 2014 mendatang defisit neraca berjalan akan menurun dari US$ 31 miliar atau 3,5 persen dari PDB tahun ini menjadi US$ 23 miliar atau 2,6 persen dari PDB. "Ini dikarenakan melemahnya impor dan meningkatnya sektor ekspor," kata Ndiame.
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
10 hari lalu
Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel
Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.