TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan, Saut P Hutagalung, bertekad untuk dapat meningkatkan ekspor rumput laut ke Eropa. Kedatangan 15 importir asal Eropa ke tanah air untuk melihat produksi rumput laut Indonesia dinilainya sebagai peluang emas.
"Ini kesempatan strategis buat Indonesia," kata Saut saat ditemui seusai acara Business Breakfast Buyers Mission di Hotel Borobudur, Selasa, 27 Agustus 2013. Saat ini, ia menilai banyak faktor pendukung yang bisa menguntungkan pasar rumput laut Indonesia.
Menurut Saut, saat ini ekspor rumput laut Indonesia hanya berupa rumput laut kering. "Nilai tambahnya kecil," kata dia. Oleh karena itu, pemerintah mencanangkan program industrialisasi perikanan untuk dapat menambah nilai produk perikanan. "Jika diolah dulu, keuntungan yang didapat lebih besar."
Kedatangan para importir Eropa ini hasil kerja sama Kementerian Kelautan dan Perikanan dengan Swiss Import Promotion Programme (SIPPO). Head of Import Promotion SIPPO, Pirmin Aregger, mengatakan bahwa pihaknya memfasilitasi pertemuan para importir Eropa untuk mengenal produk rumput laut Indonesia. "Kami ingin menumbuhkan kepercayaan lebih dulu," kata Pirmin.
Rombongan importir Eropa ini direncanakan akan berada di Indonesia sampai hari Jumat mendatang. Mereka akan mendatangi sejumlah perusahaan pengolahan rumput laut di Bogor, Surabaya, dan Makassar. Mereka juga akan dibawa ke Takalar, Sulawesi Selatan, sebagai salah satu sentra pembudidayaan rumput laut di Indonesia.