Pengusaha: Tiga Hal Pengganjal Investasi Tambang

Reporter

Editor

Abdul Malik

Senin, 1 Juli 2013 09:12 WIB

Foto udara tambang batubara yang berada di tengah hutan di sekitar Samarinda, Kalimantan Timur. ANTARA/Dedhez Anggara

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Mineral Indonesia (APEMINDO) Ladjiman Damanik menyatakan ada tiga hal yang menghambat investasi di sektor pertambangan di Indonesia. Ketiga aspek ini adalah aspek hukum, infrastruktur dan pendanaan untuk sektor tambang.

"Pertama soal aspek legal ini birokrasi antara pemerintah pusat dan daerah tidak pernah cocok dengan adanya euforia otonomi daerah," kata Ladjiman ketika dihubungi Tempo, Minggu malam, 30 Juni 2013.

Ladjiman mencontohkan tidak ada koordinasi pemerintah daerah dengan pusat terkait penerbitan izin usaha pertambangan (IUP). Tak adanya sinkronisasi ini menurut Ladjiman membuat pemerintah pusat akhirnya melakukan verifikasi clean and clear IUP.

Selain itu, Ladjiman mengatakan sumber daya manusia untuk sektor pertambangan di pemerintah kabupaten masih sangat minim. "Bayangkan, di daerah itu kepala dinas pertambangan ada yang sarjana agama, sarjana pendidikan. Jadi kalau ada investor asing masuk untuk mengurus surat izin, mereka (dinas pertambangan) tidak bisa menyampaikan koordinat batas wilayah pertambangan," kata Ladjiman.

Aspek ke dua, menurut Ladjiman terkait infrastruktur yang masih sangat terbatas. Dia mengeluhkan di tengah dorongan pemerintah agar tak ada lagi ekspor bahan mentah, belum ada perencanaan jelas terkait penyediaan listrik untuk smelter. Selain itu perlu juga dipertimbangkan infrastruktur logistik seperti pelabuhan untuk smelter. "Perlu ada pelabuhan terpadu untuk melayani smelter ini," katanya.

Terakhir, kata Ladjiman, adalah keterbatasan akses pendanaan masih menjadi kendala dalam investasi pertambangan. Pasalnya, perbankan di Indonesia belum familiar untuk mendanai sektor pertambangan.

Dia berharap pemerintah membuat terobosan, misalnya dengan menerapkan pola inti dan plasma untuk smelter. "Pemerintah membantu dengan meminta BUMN membangun smelter. Nanti BUMN bersifat sebagai perusahaan inti dan pemegang IUP menjadi plasmanya. Soalnya investasi smelter ini luar biasa besar," kata Ladjiman.

Ladjiman juga mengharapkan agar dana bea keluar mineral sebesar 20 persen juga dimanfaatkan untuk memperbaiki infrastruktur. "Kami kan sudah membayar bea keluar cukup besar 20 persen. Idealnya ini dipakai untuk membangun pembangkit listrik dan pelabuhan untuk smelter. Masa semua harus didanai oleh swasta?" kata Ladjiman.

BERNADETTE CHRISTINA

Topik Terhangat
Ribut Kabut Asap |PKS Didepak?| Persija vs Persib |Penyaluran BLSM |Eksekutor Cebongan


Baca Juga:

Diego Maradona Emoh Tampil di Dahsyat

Ini Wasit Final Piala Konfederasi 2013

Jokowi dan Megawati Terpukau dengan Ariah

Berita terkait

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

16 jam lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

18 jam lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

21 jam lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

1 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

1 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

1 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

2 hari lalu

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

Pemerintah Indonesia dan Kazakhstan merencanakan kelanjutan proses negoisasi terkait promosi dan investasi pada Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

2 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Izin TaniFund Dicabut, ICT Ingatkan Lender agar Hati-Hati Berinvestasi di Fintech P2P Lending

5 hari lalu

Izin TaniFund Dicabut, ICT Ingatkan Lender agar Hati-Hati Berinvestasi di Fintech P2P Lending

ICT ingatkan para pemberi dana yang ingin berinvestasi di platform pinjaman online berbasis peer to peer lebih berhati-hati.

Baca Selengkapnya

Sandiaga Uno Ajak Investor Asing Masuk Indonesia

5 hari lalu

Sandiaga Uno Ajak Investor Asing Masuk Indonesia

Menteri Sandiaga Uno mengajak investor asing untuk berinvestasi di sektor pariwisata Indonesia.

Baca Selengkapnya