TEMPO.CO, Jakarta - Potensi defisit kembar (twin deficit) tahun ini dinilai berbahaya dan mengancam kesehatan fiskal nasional. Pengamat Ekonomi dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Latif Adam, mengatakan, tahun ini defisit kembar bisa terjadi apabila pemerintah tidak membuat terobosan kebijakan. “Karena impor bahan bakar minyak (BBM) masih akan besar,” katanya saat dihubungi Tempo, Minggu, 24 Maret 2013.
Defisit kembar didefinisikan sebagai dua defisit yang terjadi bersamaan yakni defisit perdagangan dan defisit anggaran pendapatan belanja negara (APBN). Menurut Latif, subsidi BBM saat ini sudah sangat mengkhawatirkan. Sebab saat ini harga rata-rata minyak mentah dunia (ICP) sudah melebihi asumsi dalam APBN, yakni mencapai US$ 111-115 per barel. Padahal dalam asumsi APBN hanya US$ 100 per barel. “Jika defisit kembar terjadi maka bukan hanya pertumbuhan ekonomi yang akan terkoreksi melainkan fiskal juga tidak sehat,” ujarnya.
Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengatakan tren impor migas saat ini terus menggelembung. Hal tersebut bisa menyebabkan defisit perdagangan kian membesar. "Migas mungkin salah satu yang harus disikapi untuk menjaga pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan," kata Gita melalui surat elektronik (email) kepada Tempo.
Menurut Gita, jika kondisi tersebut terus berlanjut, defisit kembar dipastikan akan terjadi. Namun dia tidak menjelaskan bagaimana upaya pemerintah untuk menekan defisit. "Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) lebih memahaminya."
Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan, sektor migas sepanjang tahun lalu mengalami defisit sebesar US$ 5,6 miliar. Sedangkan sektor nonmigas surplus US$ 4 miliar. Secara akumulatif, defisit neraca perdagangan sepanjang 2012 sebesar US$ 1,63 miliar. “Pada Januari 2013, defisit migas sebesar US$ 1.4 miliar. Sedangkan nonmigas surplus sebesar US$ 1.2 miliar. Jadinya net defisit sekitar US$ 200 juta,” kata dia.
ANGGA SUKMA WIJAYA | ABDUL MALIK
Berita terkait
Ekonom Ungkap Bahaya Defisit Anggaran Melebar, Tambah Utang Lagi
27 Februari 2024
Pemerintah memperkirakan defisit anggaran pada 2024 akan melebar menjadi 2,8 persen terhadap PDB. Tambah utang lagi.
Baca SelengkapnyaAPBN Defisit Rp 169,5 Triliun, Sri Mulyani Yakin Akhir Tahun Lebih Baik
25 November 2022
Sri Mulyani menuturkan defisit APBN akan terjadi sampai akhir tahun, namun angkanya membaik dan masih sesuai dengan target dalam Perpres.
Baca SelengkapnyaDefisit APBN Tahun Depan 2,48 Persen, PKS Ingatkan Sri Mulyani soal Tumpukan Utang
27 September 2022
Proyeksi defisit APBN ini lebih rendah dari rancangannya yang sebesar 2,85 persen.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani: Defisit APBN Rp 138,1 T hingga April 2021
24 Mei 2021
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN mencapai Rp 138,1 triliun hingga akhir April 2021.
Baca SelengkapnyaKemenkeu Sebut Defisit APBN Turun Terlalu Cepat Berbahaya
4 Juni 2020
Kepala BKF menyatakan penurunan defisit APBN dilakukan secara bertahap.
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Sebut Defisit APBN Akan Melonjak Jadi Rp 1.039,2 T
3 Juni 2020
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan defisit APBN 2020 akan meningkat menjadi Rp 1.039,2 triliun.
Baca SelengkapnyaPenanganan Corona Tak Pasti, Defisit APBN Diprediksi Melebar Lagi
19 Mei 2020
Defisit APBN 2020 masih dipenuhi ketidakpastian karena wabah Corona alias Covid-19 di Tanah Air tak kunjung usai.
Baca SelengkapnyaDefisit APBN Hingga Akhir Tahun Diprediksi Sekitar 2 Persen
25 Oktober 2019
Defisit APBN 2019 diperkirakan berada di kisaran 2 - 2,2 persen terhadap Produk Domestik Bruto.
Baca SelengkapnyaDefisit APBN Semester I 2019 Melebar Menjadi Rp 183,71 Triliun
26 Agustus 2019
Defisit anggaran pendapatan dan belanja negara atau APBN sepanjang semester I 2019 melebar.
Baca SelengkapnyaJokowi Targetkan Defisit Anggaran 2020 1,76 Persen dari PDB
16 Agustus 2019
Dalam pidato RAPBN 2020, Jokowi menyebut defisit anggaran direncanakan sebesar 1,76 persen dari PDB.
Baca Selengkapnya