Ekspor Mutiara Indonesia Terus Merosot  

Selasa, 19 Februari 2013 19:54 WIB

Mutiara. TEMPO/Adri Irianto

TEMPO.CO, Jakarta - Komunitas Mutiara Indonesia memperkirakan volume ekspor mutiara budidaya Indonesia tahun ini kembali turun sekitar 20 persen dibanding tahun lalu. "Tahun ini ekspor paling hanya 2,5 sampai tiga ton," kata anggota komunitas, Bambang Setiawan kepada Tempo, Selasa 19 Februari 2013.

Beberapa tahun terakhir, volume ekspor mutiara budidaya Indonesia terus merosot. Pada 2010, ekspor masih mencapai 3,8 ton, lalu pada 2011 turun menjadi 3,7 ton pada. Setahun kemudian, pada 2012, anjlok lagi menjadi 3,5 ton saja. Padahal, permintaan mutiara di pasar internasional mencapai 9 ton tiap tahunnya. "Dulu kita mensuplai 50 persen dari permintaan dunia," ujar Bambang.

Saingan terbesar Indonesia dalam pasar mutiara adalah Australia dan Filipina. Namun, kedua negara itu sengaja mengurangi produksinya dengan tujuan mendongkrak harga mutiara mereka di pasar dunia.

Saat ini, harga mutiara budidaya Indonesia sekitar 4.000 yen per momme (3,75 gram) atau sekitar Rp 414.000. Menurut Bambang, harga mutiara dari Australia mencapai 8.000 yen atau sekitar Rp 828.000 per momme karena kualitasnya lebih bagus.

Bambang menuturkan, peluang Indonesia untuk mengambil peluang pasar mutiara sangat besar. Sebab, stok mutiara di dunia stok sedang kosong karena Australia memangkas ekspornya hingga 20 persen. Selama ini mutiara budidaya Indonesia grade A dan B banyak diekspor ke Jepang dan Hongkong. Sedangkan untuk grade B dan C dikirim ke India dan Cina. “Permintaan domestik malah hanya 500 kilogram sampai satu ton,” ujarnya.

Direktur Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan (KKP) Saut Hutagalung menyatakan telah berupaya meningkatkan volume dan nilai ekspor mutiara. “Kami melakukan standarisasi berupa SNI (Standar Nasional Indonesia) yang menjadi acuan untuk penanganan setelah panen,” katanya. Dengan penetapan standar ini diharapkan harga mutiara bisa terkerek.

Selain penerapan standar pemerintah juga gencar promosi dan mengundang buyer dari luar negeri. “Juni akan ada penandatanganan MoU antara KKP dengan kamar dagang dan industri Perancis untuk promosi mutiara ini,” tutur Saut.

Indonesia merupakan penghasil mutiara jenis South Sea Pearls yang berasal dari kerang Pinctada maxima, baik dari hasil alam maupun budidaya. Sentra pengembangan kerang ini tersebar di beberapa daerah seperti Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Maluku, Maluku Utara, dan Papua.

ROSALINA

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

1 jam lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

3 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

4 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

7 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

7 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

7 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

8 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

20 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya