TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan calon penumpang Sriwijaya Air rute Jakarta - Pontianak Kalimantan Barat mengancam akan memboikot pesawat lantaran terlambat berangkat empat jam melebihi jadwal. Menurut salah satu penumpang, Abdurrahman Rahim, mereka meminta pengembalian ongkos senilai Rp 300 ribu.
"Jika tidak kami boikot pesawatnya," kata dia kepada Tempo, Ahad, 9 Desember 2012.
Abdurrahman mengatakan, pesawat bernomor penerbangan SJ 182 tersebut seharusnya berangkat dari Bandara Soekarno-Hatta pada pukul 14.25. Namun manajemen Sriwijaya mengundurkan jadwal menjadi pukul 14.50 dengan alasan menunggu kedatangan pesawat tersebut dari Malang, Jawa Timur. Tak cuma itu, penerbangan tersebut kembali ditunda hingga pukul 17.00 dan 18.30.
Lantaran kesal dengan tindakan maskapai tersebut, para penumpang pun berang dan mengancam memboikot penerbangan. Para penumpang pun tertahan di Bandara.
Manajer Komunikasi Sriwijaya Air, Agus Sujono, menyatakan penundaan keberangkatan pesawat tersebut disebabkan gangguan teknis. Meski mencantumkan jadwal keberangkatan pada pukul 14.24, dia mengatakan telah memberi informasi pengunduran keberangkatan pesawat hingga pukul 14.50, sehari sebelumnya. Sriwijaya, kata Agus, juga menyiapkan pesawat pengganti yang siap diterbangkan pada pukul 18.00. "Delay-nya tiga jam," ujarnya.
Agus menuding para penumpang sengaja menolak masuk pesawat agar seolah-olah terlambat hingga empat jam. Sebab, Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 77 Tahun 2011 mempersyaratkan setiap maskapai penerbangan untuk memberi kompensasi Rp 300 ribu dalam setiap kasus delay lebih dari empat jam. Manajemen Sriwijaya, kata dia, belum mengambil sikap untuk masalah ini.