SBY Minta Astra Investasi Mobil Ramah Lingkungan  

Reporter

Minggu, 4 November 2012 12:12 WIB

Presiden SBY berpidato di Gedung Parlemen Inggris di London, Inggris, Kamis (1/11). REUTERS/Oli Scarff/Pool

TEMPO.CO, London - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan salah satu fokus kunjungannya ke Inggris adalah untuk meningkatkan investasi perusahaan-perusahaan Inggris di Indonesia. Dalam konferensi pers di Hotel Grosvenor House, London, dan dihadiri oleh Tempo, Sabtu pagi, 3 November 2012, Presiden SBY mengatakan dalam krisis global ini salah satu ancaman yang dihadapi ndonesia adalah menurunnya tingkat ekspor produk ke negara-negara maju, khususnya Eropa.

SBY mengatakan, diperlukan sumber daya baru untuk mengimbangi penurunan ekspor itu agar pertumbuhan ekonomi yang juga ditopang oleh pengeluaran pemerintah dan konsumsi tetap stabil, atau bahkan meningkat. Oleh karenanya peningkatan investasi dari perusahaan -perusahaan luar negeri, dalam hal ini dari Inggris, menjadi penting.

Ketika ditemui Tempo di tempat yang sama, Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Muhammad Chatib Basri, mengatakan Inggris adalah investor asing nomor empat terbesar di Indonesia setelah Singapura, Jepang, dan Korea Selatan.

Chatib mengatakan tahun ini realisasi investasi dari perusahaan Inggris telah mencapai US $ 900 juta, sehingga sudah lebih dari dua kali pada tahun lalu, di mana realisasi investasi total pada 2011 sebesar US$ 400 juta. Salah satu yang dijajaki adalah memproduksi mobil murah dan terjangkau serta ramah lingkungan, seperti yang disampaikan oleh Presiden SBY.

“Saya sudah sampaikan keinginan ini kepada CEO Jardine Matheson (pemilik mayoritas PT Astra International). Sir Henry Keswick. soal keinginan investasi di mobil ramah lingkungan selain investasi di infrastruktur,” tutur Presiden SBY.

Apabila hal itu bisa diwujudkan, subsidi bahan bakar minyak akan menurun, sehingga alokasi dari APBN dapat digunakan pada pembelanjaan yang lebih bermanfaat bagi masyarakat. “Jika diperlukan, pemerintah akan memberikan insentif agar nantinya mobil ramah lingkungan ini harganya terjangkau bagi masyarakat,” Presiden SBY menambahkan.

Selain itu, dalam pertemuannya dengan CEO Prudential, Tidjane Thiam, Presiden SBY menyampaikan Indonesia makin maju, kehidupannya semakin modern, industri jasa semakin meningkat, sehingga industri jasa asuransi semakin penting bagi masyarakat Indonesia. “Saya menginginkan agar untuk menerapkan asas inklusivitas finansial, Prudential diharapkan tidak hanya melayani konsumen menengah ke atas, tetapi juga konsumen menengah ke bawah di Indonesia,” tuturnya.

Mengenai pertemuannya dengan Chief Executive BP Group, Robert Dudley, Presiden SBY memastikan proyek pembangunan gas alam cair sebesar US$ 12 miliar. “Kontrak perjanjian sekarang ini lebih adil dan baik untuk Indonesia, di mana kebutuhan gas domestik diutamakan, harganya lebih baik, serta mengakomodasi kepentingan tenaga kerja Indonesia.”

Jumat lalu, Presiden SBY bertemu dengan masing-masing pimpinan perusahaan multinasional Inggris tersebut. Mereka masing-masing diberikan waktu 20 menit bertemu dengan Presiden SBY yang didampingi beberapa menteri bidang ekonomi setelah acara forum bisnis Indonesia-Inggris Raya di Istana St. James Palace.

VISHNU JUWONO (LONDON)

Berita terkait

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

1 jam lalu

Pemegang Saham Saratoga Sepakati Pembagian Dividen Rp 298,43 Miliar

PT Saratoga Investama Sedaya Tbk. atau Saratoga (SRTG) akan membagikan dividen tunai sebesar Rp 298,43 miliar atau sekitar Rp 22 per lembar saham.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

1 hari lalu

Terkini: Jokowi Sebut Bantuan Beras Patut Disyukuri, Besaran Iuran BPJS Kesehatan Terbaru Setelah Diganti KRIS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sebut bantuan beras merupakan langkah konkret untuk meringankan beban masyarakat.

Baca Selengkapnya

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

1 hari lalu

RI-China Bahas Kerja Sama Riset di Bidang Pengolahan Nikel

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto dan Duta Besar China untuk Indonesia Lu Kang bertemu untuk membahas penguatan kerja sama

Baca Selengkapnya

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

1 hari lalu

AXA Mandiri Raup Laba Bersih Rp 1,33 Triliun pada 2023

AXA Mandiri Financial Services berhasil meraup laba bersih senilai Rp 1,33 triliun pada 2023 atau tumbuh 13,2 persen dibanding tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

2 hari lalu

Jokowi Harap RI jadi Anggota OECD: Supaya Mudah Akses Investasi

Presiden Jokowi meyakini OECD akan memberikan manfaat yang konkret bagi Indonesia terutama supaya tidak terjebak dalam middle income trap

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

2 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

2 hari lalu

Jerman Berminat Investasi dan Penasaran dengan IKN

Dubes Jerman Ina Lepel mengatakan ada minat dari negaranya untuk berinvestasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

3 hari lalu

Indonesia-Kazakhstan Segera Rampungkan Perjanjian Kerja Sama Promosi dan Perlindungan Investasi

Pemerintah Indonesia dan Kazakhstan merencanakan kelanjutan proses negoisasi terkait promosi dan investasi pada Juni 2024.

Baca Selengkapnya

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

3 hari lalu

Bahlil Ingin Bagi-bagi Izin Tambang ke Ormas, Celios Beberkan Risiko Kerugian Ekonomi

Celios memaparkan akan ada dampak buruk ekonomi dan lingkungan jika pemerintah memberikan izin tambang untuk ormas keagamaan.

Baca Selengkapnya

Izin TaniFund Dicabut, ICT Ingatkan Lender agar Hati-Hati Berinvestasi di Fintech P2P Lending

6 hari lalu

Izin TaniFund Dicabut, ICT Ingatkan Lender agar Hati-Hati Berinvestasi di Fintech P2P Lending

ICT ingatkan para pemberi dana yang ingin berinvestasi di platform pinjaman online berbasis peer to peer lebih berhati-hati.

Baca Selengkapnya