TEMPO.CO, Singapura - Badai Sandy yang diperkirakan akan menghantam pantai timur Amerika dengan hujan deras, angin, dan banjir menyebabkan penurunan terhadap harga minyak mentah Amerika Serikat. Penurunan hingga 43 sen menjadi US$ 86 per barel tersebut sebagai akibat pengurangan minyak mentah di wilayah konsumen minyak terbesar di dunia itu.
Diperkirakan kilang minyak sepanjang pesisir Atlantik Amerika akan menurunkan penggunaan minyak sebagai antisipasi pemadaman listrik. Pasalnya, enam East Coast kilang minyak yang mewakili 1,19 juta barel per hari atau 7 persen dari kapasitas total Amerika Serikat berpotensi terkena badai mematikan tersebut.
Sejumlah pengamat bahkan memperkirakan akan terjadi penurunan harga minyak mentah untuk pengiriman Desember hingga 43 sen menjdi US$ 85,85 per barel. Adapun minyak mentah brent untuk pengiriman Desember juga mengalami penurunan hingga 45 sen menjadi US$ 109,10 per barel.
Badai Sandy, salah satu topan akhir musim Atlantik terburuk dalam beberapa dekade, telah menewaskan 41 orang di Karibia dan kini perlahan bergerak menghampiri wilayah Amerika Serikat. Peramal cuaca, Louis Uccelini, menyatakan kerusakan akibat angin kencang harus diwaspadai saat badai mendekati pantai di kawasan luas berpopulasi padat di Pantai Timur awal pekan ini.
Pemerintah setempat memperkirakan badai Sandy bisa menyebabkan longsor pada Senin malam atau Selasa di Maryland, Delaware, New Jersey, New York atau selatan New England.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.