TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Penilaian Bursa Efek Indonesia (BEI), Hoesen, meminta Grup Bakrie mengklarifikasi laporan pembajakan dan penyadapan akses telekomunikasi yang mereka alami. Terutama pada anak perusahaan yang telah tercatat di bursa. "Kami ingin tahu apa dampak pembajakan tersebut terhadap perusahaan dan pemegang saham," ujar Hoesen, ketika ditemui di kantornya, Kamis, 11 Oktober 2012.
Menurut Hoesen, hingga saat ini BEI belum mendapat laporan atas peristiwa pembajakan tersebut. Apabila pembajakan berdampak siginifikan pada pergerakan saham maupun para pemegang saham, Grup Bakrie diminta segera menyampaikannya kepada bursa.
"Mereka perusahaan besar, harus tahu kewajibannya," ujarnya. Hoesen mengingatkan agar Bakrie tidak terlambat melaporkan masalah ini dan mengakibatkan para pemegang saham atau investor tidak mengambil langkah guna menghindari hal yang tidak diinginkan.
Hoesen masih belum tahu apakah pembajakan tersebut terkait dengan rapat pemegang saham BUMI PLC yang digelar di Singapura pada hari ini. Terkait rapat tersebut, BEI juga meminta PT Bumi Resources Tbk untuk melaporkan hasilnya segera apabila hasil rapat BUMI PLC bisa berdampak signifikan pada perusahaan.
Senior Vice President Bakrie Group, Christopher Fong, mengaku terkejut dengan aksi pembajakan situs yang dilakukan oleh oknum tidak bertanggung jawab tersebut. Aksi tersebut, menurutnya, dilakukan oknum tertentu untuk mencuri data dan informasi guna memenangi kompetisi secara tidak jujur dan ilegal.
"Kami memperoleh fakta adanya perbuatan curang yang dilakukan pihak-pihak tertentu dengan cara meng-hacking e-mail manajemen dalam lingkungan Grup Bakrie," kata Christopher.
Grup Bakrie, katanya, juga telah melaporkan masalah ini kepada Kepolisian Republik Indonesia dengan menyerahkan daftar beberapa nama oknum yang dicurigai. Dia berharap aparat hukum dapat segera menindak para pelaku pembajakan tersebut.
GUSTIDHA BUDIARTIE
Berita Terpopuler:
Perselingkuhan Ibu Negara Prancis Terungkap
Neneng Sri Wahyuni Cemburu Kepada Angie
Dahlan Iskan: Ada BUMN Jadi Mayat
Uma Thurman Bintangi Film Beradegan Seks Nyata
Wakapolri Akui Ada Korupsi di Kepolisian
Berita terkait
IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS
5 jam lalu
IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)
Baca SelengkapnyaIHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
9 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
18 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
23 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
54 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya