TEMPO.CO, Jakarta - Positifnya sebagian bursa Asia yang dipicu oleh menguatnya bursa Cina mampu menopang indeks lokal ditutup di area positif. Saham Bank BRI (BBRI) dan Astra International (ASII) memimpin penguatan bursa Jakarta.
Dalam perdagangan hari ini, Selasa, 9 Oktober 2012, indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup naik 12,015 poin (0,28 persen) ke level 4.280,25. Penguatan dipimpin saham sektor aneka industri dan perbankan yang naik lebih dari 0,8 persen.
Analis dari PT eTrading Securities, Andew Argado, menjelaskan, adanya harapan stimulus dari Bank Sentral Cina (BPOC) mengucurkan likuiditas ke pasar senilai 265 miliar yuan (US$ 42,1 miliar) mampu mendorong penguatan bursa regional, termasuk bursa Jakarta. “Walhasil, indeks berhasil menguat setelah sehari sebelumnya mengalami koreksi yang cukup dalam,” tuturnya.
Dari faktor domestik belum ada sentimen positif yang mampu mendorong pergerakan indeks, sehingga positifnya bursa regional langsung dimanfaatkan oleh para pemodal untuk kembali melakukan akumulasi saham yang berfundamental bagus.
Seiring masih tumbuhnya ekonomi domestik, investor optimistis bahwa pendapatan dan laba emiten hingga triwulan ketiga tahun ini juga masih akan meningkat. Mereka mencoba melakukan pembelian saham secara selektif pada sektor yang dianggap mampu bertahan saat ini.
Volume perdagangan mencapai 3,4 miliar saham, dengan nilai Rp 4,23 triliun, serta frekuensi lebih dari 140 ribu kali transaksi. Harga 106 saham naik, 123 saham turun, serta 106 saham lainnya stagnan. Dan investor asing mencatat penjualan bersih Rp 93 miliar.
Saham yang mengerek indeks kali ini, antara lain, BBRI naik 4,1 persen menjadi Rp 7.700, ASII menguat 1,3 persen ke Rp 8.100, Gudang Garam (GGRM) naik 1,8 persen menjadi Rp 49.900, Indofood (INDF) naik 1,8 persen ke Rp 5.800, serta Media Nusantara Citra (MNCN) naik 1,9 persen ke Rp 2.725 per saham.
Dari kawasan regional, bursa Shanghai sore ini ditutup menguat 1,97 persen, diikuti bursa Hong Kong yang naik 0,54 persen, bursa Australia menguat 0,55 persen, bursa Kuala Lumpur naik 0,19 persen, serta bursa India juga positif 0,28 persen. Adapun bursa Tokyo ditutup melemah 1,06 persen, bursa Singapura turun 0,35 persen, serta bursa Seoul juga susut 0,14 persen.
VIVA B. KUSNANDAR
Berita terkait
IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS
1 hari lalu
IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)
Baca SelengkapnyaIHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global
10 hari lalu
IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58
Baca SelengkapnyaBI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
19 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
25 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
56 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya