Pemerintah Evaluasi Proyek Blue Book  

Selasa, 2 Oktober 2012 14:47 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah saat ini tengah melakukan evaluasi terkait proyek-proyek yang ada di blue book. Buku tersebut yang memuat daftar usulan proyek-proyek yang memerlukan dan yang dinilai layak dibiayai dengan pinjaman/hibah luar negeri.

Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa menyatakan evaluasi itu dilakukan agar proyek yang ada di blue book bisa dibiayai oleh pemerintah lewat badan usaha milik negara.

"Proyek itu kita geser untuk menggunakan pembiayaan sendiri. Kita dorong BUMN untuk mengerjakan pembiayaan sendiri," katanya seusai rapat koordinasi di kantornya, Selasa, 2 Oktober 2012. "Tidak lagi menggunakan soft loan agreement, tapi pembiayaan dari dalam."

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto juga menyatakan hal yang sama. Menurut dia, proyek yang sudah masuk dalam blue book akan diprioritaskan untuk menggunakan pembiayaan dari pemerintah. "Infrastruktur penting untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Tapi tidak bisa didanai oleh swasta karena tidak cost recoverable," katanya.

Beberapa proyek tersebut, kata Djoko, di antaranya pembangunan irigasi dan waduk. Namun, jika untuk pembangunan jalan tol, pemerintah mengupayakan pembiayaan tetap bersumber dari swasta. "Kecuali jalan tol itu secara ekonomi sangat dibutuhkan, tapi finansial tidak memenuhi syarat. Loan hanya untuk men-support saja," ujar dia.

Di lain pihak, Menteri Keuangan Agus Martowardojo menyatakan evaluasi itu dilakukan berdasarkan arahan dari Presiden SBY untuk melihat proyek mana saja yang dapat dibiayai oleh multilateral. "Justru blue book ini lebih pada pinjaman dari multilateral dan bilateral. Kita ingin meyakinkan apakah proyek itu patut dibiayai oleh multilateral atau bilateral," katanya.

Dia menyatakan pemerintah tidak ingin jika suatu proyek yang sudah dimasukkan dalam blue book ternyata tidak diminati. "Atau kalau ada yang berminat, realisasinya lama pembangunannya lama. Jadi, ini semuanya sedang dievaluasi," katanya.

ANGGA SUKMA WIJAYA


Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

9 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

10 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

53 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya