Dow Jones Naik 125 Poin, Facebook Jatuh 9,6 Persen  

Reporter

Editor

Rabu, 30 Mei 2012 06:25 WIB

Dua pialang saham tertunduk lesu mengamati pasar saham yang kembali terpuruk dalam dua hari ini di New York Stock Exchange, (07/11). Hal ini dipicu oleh menurunnya peringatan permintaan dari perusahaan teknologi Cisco Systems. AP Photo/Richard Drew

TEMPO.CO, New York - Harga saham di bursa Wall Street berhasil menguat karena adanya sinyal bahwa Yunani akan tetap tinggal di zona Eropa sudah cukup untuk memicu aksi pembelian setelah mengalami koreksi sepanjang bulan ini. Sementara saham Facebook jatuh cukup dalam dengan volume tinggi.

Saham Wall Street bergerak fluktuatif karena berita negatif terus bergulir dari kawasan Eropa, dan terakhir, jajak pendapat Yunani akhir pekan lalu yang dimenangkan oleh partai yang pro bailout akan memenangkan pemilihan umum mendatang mampu memulihkan kepercayaan investor untuk membeli saham.

Indeks saham utama Dow Jones dalam perdagangan semalam ditutup naik 125 poin (1,01 persen) ke 12.580,69. Indeks S&P 500 menguat 14,60 poin (1,11 persen) menjadi 1.332,42, serta indeks saham teknologi Nasdaq juga naik 33,46 poin (1,18 persen) ke level 2.870,99.

“Ada begitu banyak berita negatif di pasar, maka ada sedikit saja berita positif langsung direspon oleh pemodal,” kata Ryan Detrick, ahli strategi teknis dari Schaeffer’s Investment Research.

Indeks S&P sepanjang bulan ini telah turun hampir 5 persen, kinerja terburuk bulanannya sejak September lalu karena para investor kabur dari bursa akibat krisis Eropa yang terus memburuk.

Pasar akan tetap bergejolak hingga berlangsungnya pemilihan umum di Yunani pada 17 Juni mendatang karena ada kemungkinan akan dimenangkan oleh partai yang menolak program bailout yang mengancam akan keluar dari Uni Eropa sehingga akan memperparah perbankan dan ekonomi kawasan.

Kekhawatiran atas sistem perbankan Spanyol menambah ketidakpastian Eropa. Pemerintahan Madrid akan segera menerbitkan obligasi baru untuk membiayai perbankan yang mengalami kegagalan sehingga memicu imbal hasil utang Negeri Matador merangkak naik menuju level 7 persen.

Bursa Wall Street berhasil menguat meskipun mendapat terpaan sentimen negatif dari perbankan Spanyol sehingga menggerus mata uang tunggal Uni Eropa berada dibawah level US$ 1,25 yang merupakan level terendahnya hampir dalam dua tahun terakhir.

Dengan turunnya euro maka dolar AS kembali menguat terhadap mata uang utama dunia sehingga memicu jatuhnya harga komoditas.

Saham jejaring sosial terbesar didunia, Facebook kembali jatuh 9,6 persen menjadi US$ 28,84 per saham. Padahal saat ditawarkan ke publik US$ 38 per sahamnya. Saham dengna kode FB ini mengalami tekanan yang cukup serius setelah adanya pembicaraan bahwa perusahaan berencana membeli perusahaan pembuat piranti lunak Opera yang bermarkas di Oslo.
Kuatnya persaingan Facebook dengan Google membuat harga pembelian peramban di dunia maya ini akan lebih dari US$ 1 mliar.

Sementara harga saham pengembang menguat setelah harga rumah di Amerika naik untuk yang kedua kalinya beruntun sejak Maret lalu. Indeks sektor perumahan (PHLX) naik 2,5 persen sehingga dalam setahun terakhir telah naik 25,4 persen.

REUTERS / VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

1 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

10 hari lalu

IHSG Diperkirakan Menguat, Terpengaruh Sentimen Domestik dan Global

IHSG hari ini, Senin, 6 Mei 2024 dibuka menguat 36,86 poin atau 0,52 persen ke posisi 7.171,58

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

19 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

24 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

56 hari lalu

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

25 Februari 2024

Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun

Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.

Baca Selengkapnya

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

30 Januari 2024

Microsoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI

Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.

Baca Selengkapnya

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

5 Desember 2023

Israel Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober

Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas

Baca Selengkapnya

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

4 Desember 2023

Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.

Baca Selengkapnya

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

30 November 2023

BEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham

Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.

Baca Selengkapnya