Banjir Kentang Cina Akibat Ego Pemerintah  

Reporter

Editor

Kamis, 13 Oktober 2011 18:59 WIB

Petani kentang di dataran tinggi Dieng, Wonosobo, Jawa Tengah (22/9). ANTARA/Anis Efizudin

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Bidang Kajian Strategis dan Advokasi Perhimpunan Sarjana Pertanian Indonesia Yeka Hendra Fatika menilai pemerintah terlalu mementingkan ego sendiri dalam kasus penolakan impor kentang oleh petani. Pemerintah dianggap tidak melakukan koordinasi dalam kebijakan impor kentang sehingga petani yang dirugikan.

“Dalam hal ini Kementerian Perdagangan terlalu kreatif karena bersikap masing-masing mengeluarkan izin impor tanpa melibatkan Kementerian Pertanian,” kata Yeka saat ditemui usai diskusi Menyoal Data Perberasan Nasional, Kamis, 13 Oktober 2011.

Belakangan ini, petani kentang mengeluh karena banjirnya kentang impor dari Cina dan Bangladesh. Akibatnya, harga kentang lokal anjlok di pasaran hingga Rp 4.000 per kilogram dari harga semula sekitar Rp 6.000 per kilogram. Harga kentang lokal kalah bersaing karena kentang impor dijual di pasaran dengan harga Rp 2.200 per kilogram.

Menurut Yeka, Kementerian Perdagangan melakukan impor karena harga kentang yang murah di pasar luar negeri. Di samping itu, stok kentang di luar negeri sedang melimpah. Ini yang mungkin mengakibatkan beberapa importir berpikir kalau seandainya mereka mengimpor kentang akan sangat menguntungkan.

"Tapi Kementerian Perdagangan lupa menanyakan produksi kentang di dalam negeri. Karena sebetulnya produksi kentang di Indonesia sendiri tidak ada masalah, seperti di Pengalengan, Dieng, dan sentra kentang lainnya tidak kekurangan," ungkapnya.

Akibatnya, petani kentang merugi. Harga kentang di tingkat petani anjlok hingga 50 persen. Karena kentang impor yang lebih murah masuk ke pasar maka kentang lokal menjadi tidak laku. Biaya yang dikeluarkan petani untuk proses tanam di musim hujan, seperti pupuk dan pestisida, tidak ada sehingga petani alami kerugian.

Sementara itu, Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim menyatakan, pihaknya menargetkan produksi kentang tahun ini bisa mencapai 1.151.667 ton. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu yang produksinya sebesar 1,06 juta ton kentang.

Sedangkan konsumsi kentang nasional saat ini sekitar 2,02 kilogram per kapita per tahun atau setara 479 ribu ton. "Produksi kentang jenis granola bisa kita penuhi dan kembangkan di dalam negeri. Jumlah produksi kentang mampu mencukupi kebutuhan kentang rumah tangga," katanya ketika dihubungi.

Dia mengatakan, kentang yang diimpor merupakan kentang jenis tertentu yang sudah diolah. Umumnya sudah di cutting untuk french fries di restoran internasional atau multinasional. Kentang kebutuhan industri merupakan jenis atlantis yang tidak dapat diproduksi di Indonesia. "Intinya produksi kentang untuk jenis Granola ini bisa dipenuhi dari dalam negeri," ungkapnya.

ROSALINA

Berita terkait

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

18 jam lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

20 jam lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

2 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

2 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

2 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

2 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

3 hari lalu

Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan

Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

5 hari lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

5 hari lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

6 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya