Minyak Kembali Bertengger di Atas US$ 107 Per Barel

Reporter

Editor

Jumat, 1 April 2011 09:44 WIB

AP/Sue Ogrocki
TEMPO Interaktif, New York – Dikwartal pertama 2011 harga minyak telah melonjak 17 persen hingga hari Kamis kemarin, setelah tersiarnya berita pasukan pemberontak Libya kehilangan kendali atas kota minyak Ras Lanouf.
Kenaikan harga minyak kemarin juga didukung oleh melemahnya dolar Amerika Serikat (AS).

Harga komoditas minyak untuk antaran bulan Mei naik US$ 2,44 (2,4 persen) ke level US$ 106,72 per barel di New York Merchantile Exchange Kamis (31/3). Dan bahkan sempat menyentuh level tertingginya di US$ 106,83 per barel.

Pagi ini dipasar Asia harga minyak bahkan sudah bertengger di US$ 107,16 per barel, atau kembali naik 0,44 (0,41 persen).

Harga minyak mentah sepanjang tiga bulan pertama tahun ini telah naik 17 persen, dan selama bulan Maret kemarin juga telah naik 10 persen.

Dalam kwartal pertama ini harga minyak naik dipicu oleh gejolak politik yang terjadi di kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara.Di mulai dari Tunisa pada bulan Desember yang kemudian menular ke Mesir, Libya, Bhrain, Yaman dan sekitarnya. Kerusuhan yang melanda kawasan Timur Tengah ini memicu kekhawatiran akan menghambat pasokan minyak dunia terutama ke Eropa.

Dari Libya, pasukan pemberontak mencoba berkumpul kembali setelah mendapat serangan dari pasukan yang setia terhadap Moamar Ghadafi yang membuat kehilangan dari kota lading minyak Ras Lanouf.

“Fokus pasar saat ini adalah Libya,” kata Matt Smith, seorang analis minyak dalam Konfrensi Tingkat Tinggi Energi di Kentucky. Tanda – tanda kekuatan dari pro Ghadafi masih ada membuat kekhawatiran ini masih akan berlangsung lama.

Kenaikan harga minyak kali ini jgua didorong oleh terdepresiasinya dolar AS terhadap euro dan mata uang utama lainnya setelah laporan menunjukkan adanya peningkatan ancaman inflasi dikawasan zona Eropa. Sehinnga bank sentral Eropa (ECB) akan diprediksikan segera menaikkan suku bunganya diawal bulan ini.

Harga gas alam untuk pengiriman bulan Mei di bursa komoditas New York ditutup naik 3 sen (0,8 persen) menjadi US$ 4,39 mBtu. Sepanjang tahun ini harga gas alam turun 0,5 persen, akan tetapi dibulan Maret kemarin harganya mencatat kenaikan 8,7 persen karena kecemasan krisis nuklir di Jepang akibat gempa bumi dan tsunami. Hal ini akibat semakin banyaknya permintaan energi alternatif pengganti tenaga nuklir seperti gas alam dan batubara.

Harga komoditas gasoline (bensin) untuk pengiriman April pada perdagangan Kamis kemarin juga naik 4 sen (1,4 persen) menjadi US$ 3,11 per galon . Harga bensin semala kwartal pertama ini telah naik 28 persen, dan sepanjang bulan Maret kemarin juga naik 6,1 persen.

Untuk minyak pemanas juga naik 5 seb (1,7 persen) menjadi US$ 3,09 per galon. Dibulan Maret kemarin harganya telah naik 13 persn dan sepanjang tahun ini telah melonjak 22 persen.

MARKETWATCH/VIVA B. KUSNANDAR

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

10 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

11 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

11 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya