Mayoritas Masyarakat Indonesia Berpenghasilan di Bawah Rp 27 Juta

Reporter

Editor

Rabu, 9 Februari 2011 16:33 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Mayoritas masyarakat di Indonesia selama tahun 2010 masih memiliki penghasilan di bawah pendapatan per kapita. Namun pemerataan perekonomian dinilai terus membaik.


"Saat ini baru 40 persen masyarakat yang mampu memiliki penghasilan di atas pendapatan per kapita," kata Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan kepada Tempo, Rabu (9/2). Dia merujuk hasil Survey Sosial Ekonomi Nasional yang dilakukannya pada tahun lalu.

Selama 2010, perekonomian di Indonesia tumbuh sebesar 6,1 persen, jauh lebih tinggi di banding 2009 yang hanya tumbuh 4,5 persen. Pertumbuhan itu menyebabkan pendapatan per kapita masyarakat meningkat, dari Rp 23,9 juta menjadi Rp 27 juta.

Meski demikian, ternyata mayoritas masyarakat masih memiliki penghasilan di bawah Rp 27 juta dalam setahun. "Namun secara umum kualitas ekonomi masyarakat tetap membaik," kata Rusman.

Dia membandingkan, selama 2005 lalu, sebanyak 60 persen masyarakat masuk ke golongan masyarakat berpenghasilan rendah. Namun di 2010 kemarin, jumlahnya berkurang menjadi 55 persen. "Sedangkan golongan menengah dan atas ada peningkatan dari sisi jumlah," ujarnya.

Dia mengakui, perekonomian di Indonesia belum tumbuh secara merata. Kesenjangan perekonomian tersebut dihitung menggunakan indeks gini.

Di beberapa negara maju, penghitungan indeks gini dibuat berdasarkan pendapatan masyarakat. Namun BPS selama ini menghitungnya berdasarkan pengeluaran masyarakat. Dia beralasan, penghitungan indeks berdasarkan pendapatan hanya bisa dilakukan di negara yang telah memiliki pencatatan pajak secara baik.

Rusman merinci, indeks gini di Indonesia semakin mengecil selama tiga tahun terakhir. Pada 2010, indeks gini di Indonesia berada di angka 0,33 poin.Tiga tahun lalu, indeks gini masih mencapai 0,38 poin. "Semakin kecil angkanya, kesenjangan semakin menyempit," kata Rusman.

Pengamat ekonomi Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan, kesenjangan perekonomian pada dasarnya hanya dihitung berdasarkan indeks gini. "Semua negara juga pakai itu," jelasnya.

Dia yakin, pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi mampu memperpendek kesenjangan perekonomian masyarakat. "Saat ini masyarakat bawah juga turut menikmati pertumbuhan ekonomi," kata Purbaya.

Dia menyebut, indeks gini yang berada di posisi 0,33 adalah cukup bagus. "Meskipun belum terbaik, sebab ada beberapa negara yang mampu memiliki indeks sebesar 0,2 poin," katanya. Namun, masih banyak negara yang memiliki indeks lebih besar, hingga maksimal 0,7 poin.

AHMAD RAFIQ



Berita terkait

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

3 hari lalu

Bank Indonesia: Pertumbuhan Ekonomi Berdaya di Tengah Gejolak Global

Bank Indonesia prediksi pertumbuhan ekonomi dalam kisaran 4,7 hingga 5,5 persen. Masih berdaya di tengah gejolak global.

Baca Selengkapnya

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

3 hari lalu

Pasar Keuangan Global Kian Tak Pasti, BI Perkuat Bauran Kebijakan Moneter

BI memperkuat bauran kebijakan moneter untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

4 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

5 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

7 hari lalu

Di Washington DC, Sri Mulyani Beberkan soal Bonus Demografi Muda hingga Reformasi Kesehatan

Sri Mulyani menekankan pentingnya peningkatan kualitas SDM, baik pada bidang pendidikan maupun kesehatan sebagai fondasi pertumbuhan ekonomi nasional.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

7 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Ekonomi Indonesia Terancam Turun di Bawah 5 Persen

Pertumbuhan ekonomi Indonesia terancam turun menjadi di bawah 5 persen karena dampak konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Ekonom Ingatkan Pemerintah Antisipasi Dampak Konflik Iran-Israel

Ekonom sekaligus Pendiri Indef Didik J. Rachbini mengingatkan pemerintah Indonesia, termasuk Presiden terpilih dalam Pilpres 2024, untuk mengantisipasi dampak konflik Iran dengan Israel.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

16 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

26 hari lalu

Kemenparekraf Prediksi Libur Lebaran Dorong Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Kemenparekraf memprediksi perputaran ekonomi di sektor pariwisata dan ekonomi kreatif selama Lebaran 2024 mencapai Rp 276,11 triliun.

Baca Selengkapnya

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

35 hari lalu

Syarat Rasio Pajak Naik, Jaga Stabilitas Ekonomi

Rasio pajak bisa naik jika stabilitas ekonomi terjaga. Sebab penyumbang penerimaan terbesar masih pajak badan dari dunia usaha.

Baca Selengkapnya