Moody's: Kisruh Century Bikin Reformasi Indonesia Molor
Kamis, 21 Januari 2010 19:09 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Lembaga pemeringkat Moody’s Investors Service menilai kisruh Bank Century dapat memperlambat reformasi di Indonesia. Namun begitu, meski membutuhkan waktu yang cukup lama untuk mereda, kisruh Century tetap tak akan mengganggu kerangka kebijakan makroekonomi Indonesia.
“Momentum reformasi akan melambat akibat pemeriksaan <I>bail out</I> Bank Century oleh parlemen yang berdampak pada menteri-menteri penting pemerintahan Yudhoyono,” kata Analis Moody’s untuk Indonesia,Aninda Mitra, seperti dikutip <I>Reuters</I>, Kamis (21/1).
Moody’s menilai rating kredit Indonesia stabil dengan prospek meningkat karena tingginya pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, Moody’s merekonomendasikan agar Indonesia meningkatkan cadangan devisa dan menjaga stabilitas inflasi jangka menengah.
Pada September 2009, Moody's menaikkan rating kredit Indonesia satu tingkat menjadi Ba2 dari sebelumnya Ba3. Namun, rating kredit masih di bawah tingkat investasi (<I>investment grade</I>) akibat korupsi yang mengakar dan struktur ekonomi berbiaya tinggi. Kedua hal tersebut harus segera diatasi agar Indonesia bisa kembali ke rating investasi.
REUTERS | AGOENG WIJAYA
“Momentum reformasi akan melambat akibat pemeriksaan <I>bail out</I> Bank Century oleh parlemen yang berdampak pada menteri-menteri penting pemerintahan Yudhoyono,” kata Analis Moody’s untuk Indonesia,Aninda Mitra, seperti dikutip <I>Reuters</I>, Kamis (21/1).
Moody’s menilai rating kredit Indonesia stabil dengan prospek meningkat karena tingginya pertumbuhan ekonomi. Meski demikian, Moody’s merekonomendasikan agar Indonesia meningkatkan cadangan devisa dan menjaga stabilitas inflasi jangka menengah.
Pada September 2009, Moody's menaikkan rating kredit Indonesia satu tingkat menjadi Ba2 dari sebelumnya Ba3. Namun, rating kredit masih di bawah tingkat investasi (<I>investment grade</I>) akibat korupsi yang mengakar dan struktur ekonomi berbiaya tinggi. Kedua hal tersebut harus segera diatasi agar Indonesia bisa kembali ke rating investasi.
REUTERS | AGOENG WIJAYA
