Laba Juragan Minyak Belepotan

Reporter

Editor

Jumat, 30 Oktober 2009 13:57 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Perusahaan-perusahaan minyak raksasa melaporkan bahwa keuntungan mereka melorot tajam secara kuartal saat resesi ekonomi menekan permintaan konsumen sehingga mengakibatkan rontoknya harga-harga komoditas energi.

Exxon Mobil, penguasa pangsa minyak terbesar dunia, mengatakan pada Kamis (29/10) waktu setempat, laba perusahaan terjun bebas 68 persen menjadi US$ 4,73 miliar atau US$ 0,98 per saham. Angka tersebut turun dari US$ 14,8 miliar atau setara US$ 2,85 per saham, pada periode Juli-September tahun lalu. Tahun lalu menjadi era emas bagi industri perminyakan saat harga melambung hingga mendekati US$ 150 per barel.

Royal Dutch Shell, perusahaan minyak yang bermarkas di Belanda, menyebutkan keuntungan mereka jatuh 62 persen menjadi US$ 3,25 miliar, saat penjualan ambelas 43 persen. Shell, perusahaan minyak terbesar Eropa, mengemukakan rencana perusahaan untuk memangkas 5.000 karyawan dan meminta 15.000 karyawannya untuk mengajukan lamaran baru untuk menjadi karyawan kembali.

Divisi penyulingan minyak milik Exxon paling menderita pada periode Juli hingga September, saat laba anjlok 89 persen ketika harga gas dan disel berjatuhan. Shell, yang pendapatannya di sektor penyulingan turun 47 persen, mengatakan terpuruknya permintaan konsumen menyebabkan keuntungan bersih menyempit "dalam jangka pendek dan menengah" dan pemulihan yang cepat di sisi pemakaian energi dan harga merupakan kemustahilan.

"Saya pikir ini merupakan promosi yang bagus bahwa kondisi penyulingan ke depan tidak sehebat periode 2004 dan 2007," kata Robbert Van Batenburg, kepala riset ekuitas di Louis Capital Markets, New York, Amerika Serikat.

Harga minyak di pasar berjangka pada periode ini tergelincir hampir ke level US$ 50 per barel dari harga rata-rata tahun sebelumnya, dan harga gas alam juga merosot ke harga terendahnya dalam tujuh tahun. Harga minyak mentah rata-rata berada di level US$ 59 per barel di New York tahun ini, atau menurun ketimbang US$ 99,75 pada 2008.

Harga minyak mentah sudah naik dua kali lipat dari level terendahnya US$ 33,98 per barel pada Februari lalu sehingga menyebabkan jebloknya nilai tukar dolar yang sering dipakai sebagai mata uang resmi dalam perdagangan minyak mentah dunia.

"Jika melihat gambaran keseluruhan dari perusahaan minyak besar itu, satu hal yang benar-benar menolong mereka adalah harga minyak tidak hancur," kata John Parry, analis energi di IHS Herold di Norwalk, Connecticut. "Jalan masih terlalu panjang menuju era kegemilangan industri minyak seperti pada 2007 dan 2008."

WASHINGTON POST | BOBBY CHANDRA

Berita terkait

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

3 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

10 hari lalu

Ekskalasi Konflik Iran-Israel Berpotensi Kerek Inflasi, Dimulai dari Harga Minyak

Senior Fellow CIPS Krisna Gupta mengatakan ekskalasi konflik Iran-Israel bisa berdampak pada inflasi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

10 hari lalu

Konflik Iran-Israel Memanas, Harga Minyak Dunia Nyaris US$ 90 per Barel

Harga minyak dunia melonjak jadi US$ 89 (Brent) dan US$ 84 (WTI) per barel pada Jumat, 19 April 2024, seiring memanasnya konflik Iran-Israel.

Baca Selengkapnya

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

11 hari lalu

Naik Lagi, Harga Emas Antam Hari Ini Sentuh Rp 1.335.000 per Gram

Harga emas Antam per 1 gram hari ini ada pada level Rp 1.335.000. Harga ini naik Rp 14 ribu dibanding perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

11 hari lalu

Analis Sebut Harga Minyak Terus Naik Akibat Konflik Iran-Israel dan Penguatan Dolar

Harga minyak dunia cenderung naik gara-gara konflik Iran - Israel dan penguatna dolar AS terhadap sejumlah mata uang dunia.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

8 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?

Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

5 Januari 2024

Harga Minyak Dunia Bergejolak, Analis Sebut Ketegangan Geopolitik Terbaru

Harga minyak mentah tengah bergejolak hari ini. Apa saja penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

21 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Jeblok ke USD 70,5 per Barel, Apa Saja Pemicunya?

Harga minyak mentah berjangka jeblok pada akhir perdagangan Selasa atau Rabu pagi WIB, 21 Juni 2023. Apa saja faktor pemicunya?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

7 Juni 2023

Harga Minyak Dunia dan BBM Nonsubsidi Turun, Bagaimana dengan Harga Pertalite?

Harga minyak dunia terus berfluktuasi, namun belakangan mengalami tren penurunan. Apakah harga Pertalite juga akan diturunkan seperti Pertamax?

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

6 Juni 2023

Harga Minyak Dunia Naik, Buntut Arab Saudi Pangkas Produksi Mulai Juli Mendatang

Kementerian Arab Saudi menyampaikan akan menurunkan produksi minyak mentah menjadi 9 juta barel per hari pada Juli mendatang.

Baca Selengkapnya