Tangkal Impor Ilegal, Importir Umbi Lapis Bentuk Asosiasi
Senin, 19 Oktober 2009 11:48 WIB
TEMPO Interaktif ,
Jakarta - Importir umbi lapis Indonesia membentuk asosiasi yang akan bertindak secara kolektif dan terkoordinasi dengan instansi pemerintah sehingga dapat mengurangi peluang terjadinya intrusi produk ilegal ke dalam negri.
Demikian dikatakan David Hutapea, Ketua Umum Asosiasi Importir Umbi Lapis Indonesia (Asiuli), dalam siaran persnya, Senin (19/10). "Begitu besarnya pasar umbi lapis dalam negeri dapat menarik minat importir nakal yang memasukkan produk ilegal," ujarnya.
David mengungkapkan, kebutuhan umbi lapis di Indonesia mencapai 250 ribu metrik ton. "Dari jumlah tersebut, petani lokal hanya mampu mensuplai 8 persen, sementara 92 persen harus impor," ucap dia.
Selain mencegah serbuan produk impor ilegal, pembentukan asosiasi juga akan membantu kelancaran dan kepastian suplai bawang dengan harga kompetitif. "Sehingga konsumsi masyarakat terjamin dan produk lokal tidak tergusur," ujar David.
EKA UTAMI APRILIA
Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..
21 jam lalu
Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..
Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?
Baca Selengkapnya
Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor
1 hari lalu
Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor
Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen
2 hari lalu
Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen
Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.
Baca Selengkapnya
Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya
2 hari lalu
Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya
Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.
Baca Selengkapnya
Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura
2 hari lalu
Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.
Baca Selengkapnya
Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor
3 hari lalu
Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor
Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.
Baca Selengkapnya
Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan
3 hari lalu
Bea Masuk Barang Impor Disoal, YLKI juga Mendapat Aduan
Bea Cukai sedang disorot karena kasus bea masuk impor yang mahal. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mengungkapkan ada sejumlah aduan serupa.
Baca Selengkapnya
Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai
5 hari lalu
Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai
Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.
Baca Selengkapnya
Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri
5 hari lalu
Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri
Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.
Baca Selengkapnya
Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK
6 hari lalu
Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK
Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.
Baca Selengkapnya
Rekomendasi
1 menit lalu
1 jam lalu
2 jam lalu
4 jam lalu
8 jam lalu
19 jam lalu
23 jam lalu
23 jam lalu
1 hari lalu
1 hari lalu