TEMPO Interaktif, Jakarta:Importir nasional memperkirakan pertumbuhan impor pada 2009 hanya 15 persen. Angka itu melambat dari pertumbuhan tahun lalu yang mencapai 72 persen. Ketua Umum Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia, Amirudin Saud, mengatakan industri yang mengandalkan bahan baku luar negeri sudah menurunkan impornya. Situasi perekonomian global memaksa pengusaha melonggarkan aktivitas produksinya. "Selain itu, banyak bahan baku yang kini sudah tersedia di dalam negeri," katanya di kantor Menteri Koordinator Perekonomian, Jumat (13/2).
Menurut Amirudin, pertumbuhan impor yang relatif rendah bukan berarti bisnis kalangan importir memburuk. Aktivitas impor, kata dia, tetap akan berjalan, terutama industri yang wajib mendatangkan bahan bakunya dari luar negeri seperti farmasi dan tekstil.
Kalangan industri, kata dia, saat ini mengurangi pembelian karena tingginya nilai tukar dolar Amerika Serikat. Pengusaha mengantisipasinya dengan cara mencicil pembayaran atau bahkan mengalihkan pembelian dari dalam negeri. "Walau pun dolar Amerika Serikat lebih mahal, pengusaha tetap harus menjalankan usahanya," tuturnya.