50 Persen Wilayah Kerja Migas Belum Laku

Reporter

Editor

Senin, 28 Juli 2008 14:26 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Hampir separuh dari 21 wilayah kerja minyak dan gas yang ditawarkan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral pada lelang awal Januari lalu, belum laku. Salah satunya adalah wilayah kerja migas yang berada di daerah terpencil di Indonesia Timur. Dua puluh satu blok migas tersebut merupakan wilayah kerja yang seharusnya ditawarkan tahun 2007. Direktur Jenderal Minyak dan Gas Departemen ESDM, Evita Legowo mengatakan sejumlah blok migas belum laku karena data yang masih kurang dan lapangan yang membutuhkan teknologi tinggi. "Kami akan membahas secara internal mengenai wilayah kerja yang belum laku itu," kata Evita di Hotel Borobudur siang ini. Evita enggan menyebutkan nama-nama wilayah kerja yang belum laku tersebut. "Itu rahasia. Ada beberapa yang tidak laku, persentasenya mungkin fifty-fifty antara yang laku dengan yang tidak laku," katanya.Sumber Tempo di industri migas mengatakan bahwa para investor keberatan dengan syarat dan ketentuan mengenai cost recovery (pengembalian biaya produksi) yang menerapkan POD (perencanaan pengembangan) Basis. Artinya, kontraktor migas hanya mendapat penggantian biaya eksplorasi dan eksploitasi berdasarkan sumur yang terbukti produksi saja dalam satu blok migas.Sebelumnya, pemerintah memang menerapkan blok basis. Artinya, dalam satu blok, apabila terdapat satu sumur yang terbukti produktif maka satu blok dinyatakan produktif. Sehingga, kontraktor migas akan mendapatkan ganti biaya produksi (cost recovery) untuk satu blok tersebut, baik untuk sumur yang produktif maupun yang tidak produktif.Pemerintah mengubah syarat dan ketentuan dari blok basis menjadi POD basis berdasarkan masukan hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan yang menyatakan biaya produksi (cost recovery) membengkak.Sumber Tempo menambahkan, ada pula blok migas yang sebelumnya tidak laku, malah menjadi incaran kontraktor migas, yaitu Blok Baronang, di Pantai Natuna. "Wilayah sekitar blok itu sudah mulai ramai. Jadi banyak yang minat," katanya kepada Tempo di Jakarta.Sementara itu, blok Semai dan Kasuri merupakan wilayah kerja yang paling banyak peminatnya. Alasannya, cadangan migas di kawasan tersebut cukup besar. Blok Semai Satu sampai Lima (I-V) adalah wilayah kerja migas yang ditawarkan melalui mekanisme lelang reguler. Sementara Blok Kasuri merupakan studi bersama.Nieke Indrietta

Berita terkait

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

23 Februari 2024

Kemenperin Tegaskan Perluasan Industri Penerima Harga Gas Khusus Tak Bebani Industri Migas

Kemenperin menbantah Kementerian ESDM terkait perluasan harga gas khusus industri yang dinilai membebani industri migas.

Baca Selengkapnya

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

3 Januari 2023

Penyalahgunaan BBM Selama 2022 1,4 Juta Liter, BPH Migas: Dominan Solar

BPH Migas bersama Polri mengungkap penyalahgunaan bahan bakar minyak atau BBM sebanyak 1,4 juta liter sepanjang tahun 2022.

Baca Selengkapnya

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

24 November 2022

Airlangga Buka Peluang Revisi Regulasi untuk Mendorong Industri Migas

Airlangga Hartarto meminta agar SKK Migas melakukan langkah-langkah agar situasi iklim investasi maupun insentif bisa lebih baik di industri migas.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

23 November 2022

Sri Mulyani Optimalkan Kebijakan Fiskal untuk Dorong Industri Hulu Migas

Sri Mulyani Indrawati menyatakan bakal mengoptimalkan kebijakan fiskal untuk mendukung pertumbuhan pertumbuhan industri migas.

Baca Selengkapnya

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

23 November 2022

Kepala SKK Migas Sebut Industri Hulu Minyak dan Gas RI Butuh Investasi USD 179 Miliar

Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menjelaskan industri hulu minyak dan gas (migas) membutuhkan investasi yang cukup besar.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

28 Oktober 2022

Eks Menteri Pertambangan Soebroto Sebut Industri Hulu Migas Bukan Sunset Industri

Menteri Pertambangan dan Energi RI periode 1978-1988, Soebroto, mengatakan industri hulu minyak dan gas (migas) bukan sunset industri, tetapi menjadi sunrise industri

Baca Selengkapnya

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

21 Juli 2022

Temuan Potensi Gas Melimpah di Blok Andaman, SKK Migas Ungkap Pengeboran Makin Intensif

SKK Migas melaporkan kegiatan pengeboran di Blok Andaman I,II, dan III belakangan makin intensif.

Baca Selengkapnya

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

25 April 2022

Arus Mudik, BPH Migas Prediksi Ketersediaan Bensin Bakal Naik 5 Persen

BPH Migas menjelaskan beberapa proyeksi untuk sektor bahan bakar minyak (BBM) selama periode Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

24 Oktober 2021

Krisis Energi, Kemenko Perekonomian: Kita Perlu Belajar Mumpung Ada Waktu

Raden Pardede mengatakan salah satu kontributor krisis energi saat ini akibat mulai ditinggalkannya industri fosil

Baca Selengkapnya

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

22 Januari 2021

Joe Biden Menangguhkan Sementara Izin Pengeboran Minyak dan Gas

Pemerintahan Joe Biden untuk sementara menangguhkan izin pengeboran minyak dan gas di daratan dan perairan federal untuk memerangi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya