TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Arie Setiadi Moerwanto mengatakan revitalisasi jembatan timbang ada di tangan Kementerian Perhubungan. Namun pihaknya akan terus bekerja sama dalam hal ini, terlebih ini merupakan cara mengurangi kerusakan jalan.
"Kementerian Perhubungan menjadi lead-nya. Sudah ada diskusi intens dan akan dimulai dengan pilot project," kata Arie saat ditemui di gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, Jakarta Selatan, Senin, 6 Februari 2017.
Arie menuturkan, pihaknya juga sudah setuju melakukan sharing operational cost dari jembatan timbang nantinya. Dia menambahkan, pihaknya memilih melakukan itu dibanding harus terus-menerus memperbaiki jalan tiap tahun akibat rusak.
Baca: Bina Marga: 60 Persen Anggaran Habis untuk Memperbaiki Jalan
Arie mencontohkan, sebuah jalan dibangun dengan ketahanan 10 tahun. Namun, akibat sering dilewati truk dengan muatan berlebih, jalan hanya bisa bertahan dua tahun. Itu sudah membuat banyak sekali kerugian secara finansial. "Lebih baik kami berkontribusi lewat jembatan timbang ini."
Salah satu langkah yang mulai dilakukan dan diinstruksikan ke jalan-jalan tol adalah memasang alat bernama wave in motion. Alat ini bisa mengukur beban kendaraan tanpa harus menghentikan kendaraan. "Di Tangerang mulai dipasang itu," ujar Arie.
Diketahui salah satu penyebab kerusakan jalan adalah jalan tersebut dilalui oleh kendaraan-kendaraan dengan tonase yang berlebih. Salah satu upaya yang disodorkan Menteri Perhubungan Budi Karya adalah melalui jembatan timbang.
DIKO OKTARA