TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo mengatakan, saat ini, perekonomian masih diliputi ketidakpastian karena presiden terpilih Amerika Serikat, Donald Trump, baru akan dilantik pada 20 Januari mendatang. Dunia masih ingin mendengar bagaimana rencana kebijakan ekonomi Amerika setelah Trump dilantik.
"Kita tahu, secara umum, Amerika pada semester II 2016 ekonominya membaik dan sudah ada penjelasan bahwa nanti ada kenaikan Fed Fund Rate (suku bunga Bank Sentral Amerika)," kata Agus saat ditemui di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin, 16 Januari 2017.
Baca Juga:
Baca: DPR Prediksi Ekonomi 2017 Tumbuh 5,5 Persen
Agus menilai, pada 2017, perekonomian dalam negeri akan lebih baik dibandingkan dengan 2016. "Pada 2017, kami harap peran bukan hanya dari permintaan domestik, tidak hanya dari pemerintah, melainkan dari investasi swasta yang mulai berjalan di tahun 2017," tuturnya.
Berdasarkan prediksi BI, ekonomi pada 2017 akan tumbuh antara 5-5,4 persen. Agus juga menilai suku bunga kredit dapat turun. Saat ini, suku bunga BI atau 7-days repo rate berada di level 4,75 persen. "Bunga kredit turunnya agak pelan. Ke depan, periode 15-24 bulan akan terus terjadi penurunan," ucapnya.
Agus menambahkan, penurunan suku bunga kredit memang lebih pelan karena tingkat non-performing loan atau kredit macet tengah direstrukturisasi perbankan. "Kalau restrukturisasi selesai, akan ada penyesuaian di tingkat bunganya," ujarnya.
Baca: Indonesia, India dan Thailand Paling Prospektif di Asia
Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional pada 2017 mencapai kisaran 5,1 hingga 5,3 persen.
"Untuk pertumbuhan ekonomi tahun 2017, saya perkirakan masih pada range 5,1-5,3 persen," ucap Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro dalam diskusi Evaluasi Akhir Tahun 2016 dan Harapan 2017 di Kantor Bappenas, Jakarta, Sabtu, 31 Desember 2016, seperti dikutip dari Antara.
Menurut Bambang, perkiraan tersebut terjadi dengan asumsi ekonomi Indonesia masih didominasi sektor konsumsi masyarakat. Sementara gejolak perekonomian global masih belum bisa diprediksi besaran dan dampaknya terhadap ekonomi nasional.
Simak: Heri Gunawan: Tren Pelambatan Warnai Pertumbuhan 2016
"Karena gejolak perekonomian global belum bisa kita prediksi seperti apa. Bagaimana pun ekonomi global itu belum terang," kata Bambang.
ANGELINA ANJAR SAWITRI