TEMPO.CO, Mamuju - Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan tumpuan pada komoditas pangan membuat Sulawesi Barat bertahan dari tekanan ekonomi dunia. Hasilnya, pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Barat menjadi salah satu yang berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di angka 4,79 persen pada 2015.
"Kenapa daerah seperti Sulawesi Barat dan Sulawesi Tengah tidak mengalami masalah dalam keadaan ekonomi melambat, karena yang diproduksi adalah makanan," kata Kalla saat kunjungan kerja di Mamuju, Sulawesi Barat, Sabtu 10 Desember 2016.
Menurut Kalla, produksi pangan Sulawesi Barat yang bertumpu pada kakao, jagung, dan kopra, tidak akan berpengaruh signifikan dengan keadaan ekonomi dunia. Berbeda dengan turunnya harga terhadap sektor tambang batubara, karet, dan sawit. "Karena walaupun ekonomi dunia ini rendah, orang menganggur pasti cari kopi dan ingin makan."
Baca: Kepastian Perpanjangan Kontrak Freeport, Ini Kata Arcandra
Kalla pun berharap agar komoditas pangan tetap menjadi andalan bagi Sulawesi Barat. Sehingga, pertumbuhan ekonomi bisa lebih merata. "Kopi, jagung, itu bagian upaya memakmurkan masyarakat," kata Kalla.
Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan Saleh memgakui sektor pertanian dan perkebunan masih mendominasi. Sektor ini menjaga pertumbuhan ekonomi tetap tinggi. "Sekarang harga sawi anjlok, petani cokelat tersenyum terus," kata Anwar yang sudah menjabat dua periode sejak provinsi ini terbentuk pada 2006.
Selain itu, kata Anwar, Sulawesi Barat telah memproduksi jagung sebanyak 446 ribu ton hingga akhir 2016. Ia pun berharap pemerintah pusat mendukung pertumbuhan ekonomi dengan penyempurnaan di sektor infrastruktur. "Padi kami juga surplus 200-250 ribu ton setiap tahunnya."
Baca: RI Negara Terbesar Ketiga Dunia Pemasok Buruh Maritim
Kalla yang didampingi istrinya Mufidah Jusuf Kalla berkunjung ke Sulawesi Barat untuk meresmikan beberapa proyek infrastruktur di daerah itu. Beberapa menteri juga ikut di antaranya adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Mantan Menteri ESDM Sudirman Said, Menteri Agraria dan Tata Ruang Sofian Djalil, dan Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara.
ARKHELAUS W.