TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) melakukan penandatanganan proyek pembangunan dua jalan tol dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT). Dua jalan tol itu adalah Jakarta-Cikampek II (elevated) dan Krian-Legundi-Bunder-Manyar.
Acara penandatanganan ini disaksikan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono. "Ini proyek-proyek prakarsa pertama dengan mekanisme penjaminan risiko," kata Basuki saat ditemui di Kementerian Pekerjaan Umum, Jakarta Selatan, Senin, 5 Desember 2016.
Basuki berujar, dua proyek ini dijamin oleh PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia. Diharapkan, adanya jaminan akan menurunkan risiko berinvestasi. "Sehingga dapat meningkatkan minat swasta dan perbankan."
Basuki menjelaskan, pembangunan proyek di dua ruas itu memiliki nilai total investasi sebesar Rp 28 triliun dan ditargetkan akan beroperasi pada April 2019 untuk Jalan Tol Jakarta-Cikampek II serta Juli 2019 untuk Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar.
Dua proyek yang diprakarsai swasta ini memiliki masa konsesi selama 45 tahun. Dalam kontrak, konstruksi ini menggunakan contractor pre financing (CPF), yakni kontraktor akan mendanai proyek lebih dulu.
Baca Juga:
Jalan Tol Jakarta-Cikampek II memiliki panjang 36,4 kilometer. Jalan tol layang ini akan membentang dari Cikunir sampai Karawang Barat dan terdiri atas sembilan seksi pembangunan. Jalan ini diharapkan akan memperpendek waktu tempuh lalu lintas yang menuju Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur.
Sedangkan Jalan Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar (KLBM) sepanjang 38,29 kilometer diharapkan dapat menjadi salah satu solusi dalam mengatasi kepadatan lalu lintas di wilayah sekitarnya. Utamanya memperlancar distribusi yang dapat mengurangi biaya logistik secara ekonomis.
DIKO OKTARA