TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, pemerintah akan merevitalisasi angkutan laut penyeberangan untuk memangkas biaya logistik. Menurut dia, masih tingginya biaya logistik disebabkan oleh masih bertumpunya angkutan logistik pada angkutan jalan atau truk yang banyak mengalami hambatan, seperti kemacetan dan kerusakan jalan.
Karena itu, Budi berharap, angkutan penyeberangan dengan kapal feri dapat mengalihkan beban jalan. "Jalan sudah padat dan rusak, banyak kecelakaan, tetapi tetap diminati. Sementara itu, banyak kapal-kapal tidak terpakai yang mestinya menyelesaikan masalah tapi tidak digunakan,” kata Budi dalam rilisnya, Selasa, 22 November 2016.
Budi menceritakan, saat ia berkunjung ke Bali, Gubernur Bali curhat kepadanya bahwa banyak jalan raya di Bali rusak akibat membludaknya jumlah truk barang yang lewat. "Itu dapat menganggu sektor pariwisata di Bali. Untuk itu, kami akan upayakan sebuah solusi yakni agar truk tersebut dapat dialihkan menggunakan kapal feri," ujarnya.
Saat ini, Budi bersama PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) telah mengadakan diskusi dengan para stakeholder, yakni para pelaku usaha, akademisi, dan instansi-instansi terkait lainnya. Menurut Budi, sudah saatnya jalur laut lebih dioptimalkan untuk angkutan logistik dalam rangka mendukung program tol laut.
“Jangan lagi kita membelakangi lautan. Ini juga dalam rangka mendukung program tol laut. Masih banyak kapal-kapal yang menganggur yang mestinya bisa menjadi solusi untuk mengatasi kepadatan jalan di saat hari puncak seperti Hari Raya Idul Fitri dan juga Tahun Baru,” tutur Budi menambahkan.
ANGELINA ANJAR SAWITRI