TEMPO.CO, Jakarta - Hujan deras yang mengguyur berbagai daerah beberapa hari belakangan membuat harga cabai turut merangkak naik. Kadar air yang tinggi membuat cabai cepat busuk. Harga bisa makin tinggi jika ada banjir yang mengganggu jalur distribusi.
Menurut data yang dikutip dari laman Infopangan.jakarta.go.id, harga tertinggi cabai merah keriting dan cabai merah besar sudah mencapai Rp 70 ribu per kilogram. Padahal sebelumnya harga cabai jenis ini hanya sekitar Rp 40 ribu per kilogram. Laman yang dikelola Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini juga menyebutkan bahwa harga cabai rawit hari ini mencapai Rp 60 ribu per kilogram.
Baca: Ekonomi Global Lesu, Bank Dunia: RI Tingkatkan Pariwisata
Tak hanya di Jakarta, kenaikan harga cabai juga terjadi di daerah-daerah lain. Secara nasional, menurut pantauan Kementerian Perdagangan, harga rata-rata cabai merah keriting adalah Rp 60 ribu per kilogram, naik Rp 2.000 dibanding kemarin.
Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita menyatakan kenaikan harga cabai memang terkait erat dengan kondisi cuaca. "Karena kondisi cuaca hujan, biasanya itu yang terjadi. Transportasi juga jadi soal," katanya.
Bagaimanapun, ia memastikan stok cabai nasional masih dalam kondisi aman. Karena itu, ia memprediksi harga akan segera turun. "Ketersediaan cabai masih cukup, kenaikan ini tidak terjadi terlalu lama," tuturnya.
Simak: Inflasi Rendah Tak Selalu Berdampak Positif, Ini Alasannya
Enggar juga menyebutkan, di beberapa daerah, harga cabai mulai berangsur turun. Hal itu diperhatikannya saat melakukan kunjungan ke empat pasar tradisional di Jepara, Jawa Tengah, akhir pekan lalu. "Minggu kemarin di pasar di Jepara harga turun rata-rata dari Rp 50 ribu ke Rp 40 ribu," ujarnya
Sekretaris Jenderal Asosiasi Agrobisnis Cabai Indonesia (AACI) Abdul Hamid menjelaskan, produksi cabai memang terganggu saat musim hujan. "Karena itu, wajar jika harganya naik," ucapnya.
Hamid mencontohkan, dalam lahan 1 hektar siap panen, sedianya bisa dipanen 4 ton dalam sehari. Namun, lantaran hujan, hanya bisa dipetik 500 kilogram.
Penyebabnya, pemetik cabai tak bisa bekerja optimal saat hujan. Jika dalam sehari normalnya mereka bekerja delapan jam, saat hujan turun, waktu bekerjanya bisa tinggal dua jam. Adapun upahnya tetap harus dibayar penuh oleh pemilik kebun.
Berita lainnya: Harga BBM Tak Sama, Ini Solusi Pertamina
Cabai-cabai itu kemudian harus segera dikirim ke pasar-pasar tujuannya. Sebab, kadar air yang tinggi juga membuat cabai busuk. "Walaupun yang dipetik sedikit, kita harus kirim agar tidak busuk. Jadi tekor di ongkos dan transportasi," kata Hamid.
Faktor-faktor itulah yang membuat harga cabai naik dari tingkat petani. Dia menuturkan saat ini harga cabai pada tingkat petani sudah di atas Rp 30 ribu per kilogram.
PINGIT ARIA