TEMPO.CO, Washington - Dana Moneter Internasional (IMF) memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat relatif signifikan dari 4,9 persen pada kuartal empat 2016 menjadi 5,3 persen pada 2017.
"Pertumbuhan Indonesia dari 4,9 persen pada 2016 menjadi 5,3 persen tahun depan utamanya didukung oleh tingkat permintaan domestik," kata Deputi Direktur Departemen Asia-Pasifik IMF Kenneth Kang, di kantor pusat IMF di Washington DC, Amerika Serikat, Kamis malam, 6 Oktober 2016.
Kang menilai Indonesia memiliki performa makro ekonomi yang bagus hingga kuartal keempat 2016, tapi ekspor masih akan rendah.
Kang berpendapat pemerintah Indonesia telah mengalami kemajuan dalam mempercepat pengeluaran infrastruktur, perampungan peraturan, termasuk dimulainya liberalisasi investasi langsung FDI pada Mei 2016.
IMF juga menilai kondisi moneter Indonesia masih cukup stabil yang didukung tingkat inflasi rendah, ketimpangan atau output gap yang rendah antara potensi dan aktualisasi pengeluaran, serta kondisi pasar global yang membaik.
"Karena itu, dengan dasar yang sudah baik ini, saya pikir yang perlu dilakukan ke depan adalah membuat kebijakan yang fokus dan inklusif untuk mempertahankan keberlanjutan pertumbuhan yang tinggi ini," kata Kang lagi.
Kang menekankan pentingnya kebijakan yang pro-pertumbuhan dan ramah investasi guna meningkatkan pendapat bagi pembangunan infrastruktur dan kebutuhan dana sosial, terutama pendidikan dan kesehatan publik.
Kang juga menilai perlu reformasi struktural untuk meningkatkan situasi yang mendukung dan diversifikasi bisnis yang menggerakkan ekonomi.
"Di sini, saya ingin menggarisbawahi perlu perampingan lebih lanjut dari regulasi yang kompleks dan reformasi ketenagakerjaan, terutama di sektor informal yang jumlahnya hampir setengah dari total lapangan kerja," katanya pula.
Selain itu, Kang menilai pemerintah Indonesia perlu lebih serius dalam mengurangi angka pengangguran usia muda yang diperkirakan akan meningkat hingga 20 persen.
Proyeksi pertumbuhan Indonesia tersebut termasuk tinggi di kawasan ASEAN, dibandingkan Malaysia sebesar 4,6 persen dan Thailand 3,3 persen pada 2017.
IMF menilai kawasan Asia masih kuat dan stabil pada angka 5,4 persen pada 2016 dan 5,3 persen pada 2017, di tengah keberlanjutan kelesuan pertumbuhan global.
ANTARA