TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BNI) mencetak laba bersih sebesar Rp 4,37 triliun pada semester I 2016. Angka ini tumbuh 79,9 persen dibandingkan pada periode yang sama tahun lalu. "Ini sejalan dengan penyaluran kredit yang tumbuh di atas rata-rata industri," ujar Direktur Keuangan BNI Rico Rizal Budidarmo, di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis, 4 Agustus 2016.
Kenaikan laba bersih ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih (NII) yang naik 11,7 persen (yoy) dari Rp 12,45 triliun menjadi Rp 13,91 triliun. Selanjutnya, kenaikan pendapatan non bunga 28,7 persen (yoy) dari Rp 3,44 triliun menjadi Rp 4,43 triliun.
Baca Juga:
Pertumbuhan NII tersebut, menurut Rico, disebabkan oleh realisasi penyaluran kredit BNI hingga akhir Juni kemarin yang tumbuh moderat sebesar 23,7 persen (yoy), dari Rp 288,72 triliun pada semester I 2015 menjadi Rp 357,22 triliun pada semester I 2016.
Rico berujar sebesar 73 persen dari total kredit BNI adalah kredit di segmen business banking, yaitu berupa kredit produktif seperti kredit modal kerja dan investasi. Kemudian disalurkan ke segmen korporasi, segmen menengah, dan segmen kecil termasuk Kredit Usaha Rakyat (KUR).
Sedangkan, segmen kredit konsumer BNI berkontribusi 17,1 persen terhadap total kredit BNI. "Produk konsumer yang mendominasi adalah BNI Griya diikuti kartu kredit," kata Rico. Sementara itu, total aset BNI pada semester I tahun ini mencapai Rp 539,14 triliun atau tumbuh 25,1 persen (yoy) dibanding periode yang sama tahun lalu.
Pertumbuhan aset ini, kata Rico, ditopang oleh pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang naik 19,6 persen (yoy) menjadi Rp 391,49 triliun. "Dari total DPK tersebut komposisinya masih didominasi komponen dana murah (CASA) sebesar 60,4 persen," ucapnya.
Peningkatan DPK dan kredit BNI ini juga telah mendorong peningkatan penggunaan electronik banking yang kata Rico mampu meningkatkan fee income dari e-banking sebesar 12,1 persen atau sekitar Rp 592 miliar. Peningkatan fee e-banking yang meningkat 45,5 persen peningkatan transaksi SMS banking sebesar 30,6 persen dan peningkatan volume transaksi ATM sebesar 13,2 persen.
GHOIDA RAHMAH