TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) sore tadi menggelar konferensi pers tentang evaluasi sementara soal mudik Lebaran 2016. Dalam evaluasi tersebut, ada dua hal yang disoroti Kemenhub itu. “Pertama, soal keselamatan, dan kedua, soal pelayanan,” ujar Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo saat konferensi pers di gedung Kementerian Perhubungan, Rabu, 13 Juli 2016.
Secara umum, Sugihardjo berujar, tingkat keselamatan lebih baik untuk semua moda transportasi. Dari pantauan Kemenhub, kecelakaan terjadi di jalur darat saja seperti pada moda sepeda motor, mobil pribadi, dan bus. Menurut dia, ini disebabkan pemudik yang banyak beralih moda transportasi ke pesawat terbang dan juga kereta api.
Bila ditotal secara keseluruhan, baik moda transportasi darat, laut, dan udara, kecelakaan yang terjadi pada Lebaran 2016 mengalami penurunan 12,65 persen dibandingkan Lebaran tahun lalu.
Berdasarkan data dari Korps Kepolisian Lalu Lintas (Korlantas), dari H-6 hingga H+5 Lebaran, korban kecelakaan saat operasi Ramadaniya berjumlah 2.601 orang. Rinciannya, 483 orang meninggal di tempat, 844 orang luka berat, dan 3.464 orang luka ringan.
Berikutnya soal pelayanan, Sugihardjo mengklaim, arus balik relatif lancar dari pada arus mudik. Lancarnya arus balik ini terjadi pada seluruh moda transportasi, baik darat, laut, maupun udara.
Khusus pada moda transportasi udara, Kemenhub mencatat ada kenaikan 8-9 persen di luar prediksi. “Ini adalah fenomena,” katanya. Sedangkan prediksi paling tepat jatuh kepada kereta api karena selalu penuh penumpang.
Evaluasi ini hanya sementara sampai H+6 Lebaran saja. Adapun operasi Lebaran Kemenhub akan berakhir pada 18 Juli 2016. Kemenhub memperkirakan peningkatan arus balik akan terjadi lagi pada Jumat dan Sabtu mendatang.
BAGUS PRASETIYO