TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perdagangan telah menunjuk sejumlah perusahaan swasta untuk ambil peran dalam impor daging sapi beku. Pelaksana tugas Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Karyanto Suprih mengatakan penunjukan sengaja dilakukan untuk menstabilkan harga daging di pasar menjelang Lebaran 2016.
"Ini diskresi menteri karena situasi khusus, ditunjuk langsung," kata Karyanto di Kompleks Parlemen, Senayan, Rabu, 15 Juni 2016.
Pada 27 Mei 2016, Kementerian Perdagangan telah memberikan persetujuan impor daging beku jenis secondary cuts, primary cuts, industrial cuts, dan variety meats kepada PT Evita Manunggal. Dalam surat bernomor 743/M-DAG/SD/5/2016 ini disebutkan perusahaan tersebut ditugaskan memasok dan menstabilkan harga daging sapi, khususnya mulai sebelum Ramadan hingga Idul Fitri 2016.
"Dan tidak mengintervensi produksi daging lokal serta menurunkan harga daging sapi di pasaran yang masih berkisar Rp 113 ribu per kilogram," bunyi surat yang ditandatangani Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong tersebut.
Berdasarkan situs Inatrade.kemendag.go.id, PT Jagat Kelana Persada juga telah mengantongi persetujuan impor produk hewan segar tertanggal 8 Juni 2016. "Setahu saya baru satu, Evita," ucap Karyanto.
Karyanto membantah pemerintah mengistimewakan sejumlah perusahaan pengimpor. Menurut dia, keran impor dibuka deras agar harga daging turun ke angka Rp 80 ribu per kg dari harga pasar saat ini Rp 120-170 ribu per kg. "Ini kompetisi, supaya harga terbentuk ketika ada barang banyak. Enggak ada kriteria harus A atau B," tutur Karyanto.
Pemerintah hanya mensyaratkan perusahaan memiliki angka pengenal importir (API), berpengalaman, dan memiliki jadwal impor. Selanjutnya pemerintah menetapkan kuota impor dilakukan hingga Agustus 2016. "Lewat dari itu, tidak bisa. Ini jangka pendek," katanya.
Lebih jauh, Karyanto menyebutkan Kementerian Perdagangan akan mengawasi harga jual daging beku di pasar agar sesuai dengan target. Jika tidak sesuai, perusahaan akan terkena sanksi administratif.
Selain swasta, Perum Bulog bakal mengimpor 10 ribu ton daging dari beberapa negara. Bulog, ucap Karyanto, sengaja membeli daging beku dari India karena harganya miring. "Mereka juga punya channel di India," ujar Karyanto. Kendati demikian, pemerintah juga melirik daging asal Brasil, Selandia Baru, dan Australia.
PUTRI ADITYOWATI | AYU PRIMA