TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perindustrian memacu penumbuhan industri kecil-menengah (IKM) mode muslim karena masih menjadi salah satu andalan untuk mengangkat citra Nusantara di mata dunia, termasuk melalui fashion muslim.
hal itu disampaikan Direktur Jenderal IKM Kementerian Perindustrian Euis Saedah mewakili Menteri Perindustrian pada pembukaan Pameran Produk Unggulan Ikatan Pengusaha Muslimah Indonesia (IPEMI) di Plasa Pameran Industri Kementerian Perindustrian, Jakarta, Selasa, 14 Juni 2016.
“Dari 750 ribu industri kecil dan menengah (IKM) sandang yang ada di Indonesia, 30 persennya merupakan industri fashion muslim,” kata Euis.
Untuk itu, Kementerian terus memacu penumbuhan wirausaha baru IKM mode muslim sampai pelosok daerah.
Upaya yang telah dilakukan antara lain melalui program bimbingan teknik, dampingan tenaga ahli, serta bantuan mesin dan peralatan.
“Dengan demikian, kami berharap semua wanita, yaitu muslimah di Nusantara, dapat mengambil kesempatan untuk wirausaha agar dapat menjadi bagian dalam peningkatan kesejahteraan bagi keluarga dan lingkungan sekitar,” tutur Euis.
Jika hal tersebut berjalan seiringan, bukan tidak mungkin pelaku IKM mode muslim akan terangkat ekonominya sekaligus meningkatkan perekonomian Indonesia, karena busana muslim mampu menggebrak tren mode dunia dengan berbagai macam modenya.
“Kesadaran akan Islam di kelas menengah juga menjadikan banyak kalangan menyesuaikan gaya hidup modern dengan tradisi Islam. Hal ini menjadi rangsangan tersendiri bagi tumbuhnya perdagangan busana muslim di ranah global,” ucapnya. Bahkan tidak hanya di dunia Islam, pertumbuhan pasar busana muslim juga telah menyebar luas ke Eropa.
ANTARA