TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) mengidentifikasi adanya minat investasi dari beberapa perusahaan Jepang di sektor ketenagalistrikan dan gas dengan lokasi proyek yang tersebar di seluruh Indonesia.
Ini merupakan salah satu hasil dari komunikasi yang dilakukan oleh perwakilan kantor BKPM di Tokyo serta kunjungan kerja yang dilakukan oleh Kepala BKPM ke Jepang pada tanggal 8-10 Juni 2016.
Kepala BKPM Franky Sibarani mengatakan investor Jepang berminat di berbagai proyek ketenagalistrikan yang menjadi prioritas pemerintah. "Selain beberapa pembangkit listrik, yang paling diminati adalah proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap Jawa 1 dengan kapasitas mencapai 1.600 megawatt,” kata Franky dalam keterangan resmi kepada media, Sabtu, 12 Juni 2016.
Selain PLTGU Jawa 1 yang berkapasitas besar, BKPM juga mengidentifikasi minat dua perusahaan Jepang lainnya masing-masing di bidang pengembangan PLTA mini hydro dan industri daur ulang bahan bakar yang berkapasitas kecil.
“Perusahaan Jepang yang bergerak di bidang PLTA mini hydro berlokasi di Kabupaten Garut, Jawa Barat, dengan rencana kapasitas sebesar 2 x 3,5 MW yang saat ini tengah bernegosiasi dengan PLN untuk harga jual per KW,” ujarnya.
Franky menambahkan bahwa keseriusan para investor untuk menanamkan modalnya pada beberapa proyek di sektor ketenagalistrikan dan gas terlihat dari kemajuan para investor pada proyek-proyek tersebut.
Saat ini investor ada yang sudah memasuki penjajakan final dengan mitra lokal, sudah memiliki MoU kerja sama dengan mitra lokal, proses tender dan menunggu hasil dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL).
”Rencananya tahun ini hasil lelang PLTGU Jawa 1 yang juga diikuti oleh beberapa investor Jepang sudah dapat diumumkan pemenangnya,” ujar Franky.
Dari data BKPM periode triwulan kedua tahun 2016, realisasi investasi dari Jepang mencapai US$ 1,58 miliar terdiri dari 427 proyek dan menyerap tenaga kerja sebesar 28.377 orang.
Posisi Jepang berada di bawah Singapura yang menduduki peringkat teratas. Setelah Jepang, beberapa negara lainnya adalah Hong Kong (RRT), RRT, dan Belanda.
Sedangkan dari sisi pertumbuhan komitmen investasi, Jepang masuk dalam 10 negara prioritas pemasaran yang pada tahun 2015 naik 40 persen di atas pertumbuhan komitmen investasi PMA yang hanya 29 persen. Posisi Jepang berada di peringkat ketiga dengan pertumbuhan 95 persen mencapai US$ 8,1 miliar.
Tren positif juga terjadi di angka realisasi investasi Jepang di Indonesia pada tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 6 persen dibandingkan periode 2014. Realisasi investasi Jepang tercatat sebesar US$ 2,87 miliar, dengan total proyek 2.030 proyek serta menyerap 115.400 tenaga kerja.
Kontribusi utama investasi Jepang masih didominasi oleh sektor manufaktur, khususnya sektor otomotif, elektronika dan permesinan, serta sektor kimia dan farmasi.
INGE KLARA SAFITRI